Aceh Utara – Dana Otsus yang begitu fantastis yang dikucurkan oleh pemerintah pusat Rp ratusan triliyun dari tahun 2006 lalu hingga tahun ini , namun anggaran yang begitu besar belum bisa sepenuhnya di nikmati oleh seluruh masyarakat Aceh , khususnya Aceh Utara.
Ramlah Binti Agani seorang janda lansia warga Duson Cot Leupee Gampong Lhok Gajah Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara , sampai saat ini masih menempati rumah reot yang hampir ambruk , ia terpaksa tinggal di rumah tersebut lantaran tidak punya pilihan lain.
Warga Duson Cot Leupee Gampong Lhok Gajah Kecamatan Sawang, Kabupaten Aceh Utara tersebut , mengaku sudah hampir empat puluh tahun tinggal di rumah panggung sejak suaminya Abubakar meninggal dunia.”Terang Ramlah
Rumah janda lansia tersebut berdinding bambu yang di anyam serta berlantai batang pinang yang di belah dan itupun sudah lapuk dimakan usia , Sementara dapurnya ditutup oleh dinding dari anyaman daun kelapa yang sudah tampak bolong .
Bangunan rumah yang blong tanpa kamar tidur yang berukuran kurang lebih 6×4 meter tersebut sudah terlihat miring , sedangkan Posisi kamar mandi terpisah berada di bagian belakang rumah dan dinding kamar mandipun hanya berbatas plastik terpal yang juga sudah usang serta berlubang , mirisnya lagi pengakuan Nek Ramlah untuk buang hajat terpaksa dilakukan di semak belukar di belakang rumah karena ia tidak punya MCK
Setiap malam ia mengaku tidak bisa tidur nyenyak, terutama bila hujan turun. Pasalnya, rumah yang dia huni sering bocor lantaran atap rumahnya dari daun rumbia sudah bolong dan sebagian sudah di tambal dengan menggunakan karung beras dan kardus bekas.
Ketika hujan, ia harus mempersiapkan ember, agar air yang masuk ke dalam rumahnya tidak menyebar ke seluruh ruangan.
Nek Ramlah dikarunia dua orang anak,Yang pertama adalah Muktar Abubakar kondisi kesehatan tidak begitu baik,matanya rabun berat sehingga sulit untuk melihat, sementara yang kedua adalah Raida Binti Abubakar yang setia menemani Nek Ramlah tinggal bersama hingga saat ini.
Untuk bertahan hidup Nek Ramlah menjadi tukang urut serta juga menjadi pengrajin sapu lidi yang penghasilan yang di dapatnya tidak seberapa , pekerjaan tersebut telah di gelutinya puluhan tahun.”Saya hanya mampu untuk beli beras dari usaha tersebut sementara untuk lauk lainnya hanya sesekali dapat terpenuhi dari hasil menjadi tukang urut,” Ujar Nek Ramlah.
Kepada awak media Selasa 18/5/2024 , Nek Ramlah mengaku belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun.Pemerintah Gampong Lhok Gajah sebenarnya pernah menawarkan bantuan namun di tolak Nek Ramlah,alasan penolakan karena bantuan yang di berikan hanya rehap atap saja,” saya tolak karena saya tidak punya uang untuk memperbaiki bagian rumah lainnya,rumah saya posisinya saja sudah miring, kalau atap saja yang di perbaiki saya khawatir rumah akan roboh,” ungkap Nek Ramlah sambil menyeka air mata.
Nek Ramlah sangat berharap kepada Pemerintah Pemda , Baitul Mal Aceh Utara untuk membantu membangun rumah yang layak huni , tak ada tempat bagi Nek Ramlah untuk mengadu.Dia berharap agar keinginannya terkabul disisa hidupnya.
Semoga Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian kepada nek Ramlah janda miskin yang ingin memiliki rumah layak huni di usia senjanya.(tim)