Pengusaha Jagung di Sumbawa Angkat Bicara: HPP Tidak Realistis, NTB Terancam Krisis Penyerapan

REDAKSI NTB

- Redaksi

Selasa, 15 April 2025 - 21:32 WIB

50287 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumbawa Besar | NTB,– Menyusul pemberitaan di media online yang menyoroti desakan Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, agar pemerintah menindak pengusaha dan tengkulak yang membeli jagung di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), serta inspeksi mendadak yang dilakukan Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori ke sejumlah perusahaan jagung pada Kamis (10/4/25), pelaku usaha jagung di Kabupaten Sumbawa akhirnya buka suara.

Dalam siaran pers yang diterbitkan Selasa (15/4/25), perwakilan pengusaha jagung di Sumbawa menyampaikan keprihatinannya terhadap kebijakan HPP jagung nasional sebesar Rp5.500 per kilogram. Menurut mereka, kebijakan tersebut tidak mencerminkan realitas kondisi di lapangan, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tengah menghadapi stagnasi penyerapan jagung secara masif.

“NTB merupakan salah satu sentra produksi jagung nasional, tetapi tidak memiliki industri pakan ternak berskala besar. Jagung dari NTB harus dikirim ke Pulau Jawa agar dapat diserap industri, dengan biaya logistik mencapai Rp700/kg. Ini membuat harga jagung tidak bisa mengikuti HPP yang ditetapkan,” ujar salah satu pelaku usaha jagung lokal.

Situasi tersebut menyebabkan pasar jagung menjadi stagnan, stok menumpuk di gudang, dan petani kehilangan kepastian harga. Di sisi lain, para pelaku usaha juga mengalami tekanan karena tidak adanya kepastian margin keuntungan.

Salah satu kritik utama yang disampaikan pengusaha adalah ketiadaan peran aktif dari Perum BULOG dalam menyerap jagung petani secara langsung di NTB. Menurut mereka, seharusnya BULOG sebagai buffer stock nasional hadir di tengah krisis harga, bukan absen.

“Ironisnya, institusi yang seharusnya menjadi penyangga pasar justru tidak memainkan peran. Akibatnya, petani dan pengusaha lokal menanggung seluruh risiko dari ketimpangan distribusi nasional yang tidak adil.”

Jika kondisi ini tidak segera diatasi, NTB berpotensi mengalami penurunan minat tanam jagung pada musim berikutnya. Biaya produksi yang terus meningkat tanpa jaminan harga yang layak akan mendorong petani, terutama generasi muda, untuk beralih ke komoditas lain atau meninggalkan pertanian.

Baca Juga :  Dugaan Penyalahgunaan Wewenang Terkait Dana Hibah 10 M ke Polda Jabar, Askun: KPK dan APH Harus Segera Periksa Bupati Cellica

Pengusaha menegaskan bahwa mereka bukanlah pihak yang menyebabkan harga jatuh, melainkan sama-sama terdampak oleh kebijakan pusat yang tidak mempertimbangkan biaya logistik dan struktur industri di daerah.

“Tanpa insentif, subsidi angkut, atau keterlibatan nyata BULOG, memaksakan HPP sama dengan memaksa kami merugi. Kami bukan lawan petani, tapi mitra dalam rantai pasok pangan nasional. Jangan jadikan kami kambing hitam dari sistem yang tidak kami ciptakan.”

“Kami bukan musuh petani, kami mitra. Tapi kami butuh dukungan nyata dari pemerintah agar tetap bisa menjalankan peran kami, dan kami siap mendukung petani dan pemerintah. Tapi harus dengan kebijakan yang realistis” pungkasnya.

Dengan pernyataan ini, para pelaku usaha berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pencitraan kebijakan, tetapi benar-benar hadir di tengah persoalan untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani. (An)

Berita Terkait

‎Kasdim 1607/Sumbawa Hadiri Penganugerahan Gelar Adat “Sampongo” di Istana Dalam Loka
‎Koramil 1607-12/Moyo Hilir Bersama Imigrasi Sumbawa Tangkap WNA Tanpa Dokumen Di Labuhan Ijuk
TNI Siaga Pangan: Koramil Lape Lopok Kawal Kunjungan Kerja Bulog di Sumbawa
KSOP Bima Disorot, Penjadwalan Kapal Diduga Tak Adil dan Untungkan Kelompok Tertentu
Bapas Sumbawa Besar Gandeng CV. Cahaya Mulya, Wujudkan Program Penggemukan Sapi untuk Kemandirian Klien Pemasyarakatan
Sopir dan Buruh Angkut Gabah di Sumbawa Keluhkan Ketidakadilan Tarif BULOG: “Kami Hanya Terima Separuh dari Tarif Resmi”
Liga Korupsi Indonesia : Apakah Dana Desa Layak Masuk Dalam “Divisi Utama”?
Isu Razia STNK dan Parkir Rp400 Ribu Heboh di Medsos, Bappenda NTB Tegaskan Hoaks

Berita Terkait

Selasa, 22 April 2025 - 13:34 WIB

Bupati Tulungagung Resmikan Klinik UIN Satu

Senin, 24 Maret 2025 - 13:57 WIB

RSUD Dr Iskak Tulungagung Perkuat Mekanisme Verifikasi Serta Keringanan Biaya Kesehatan Bagi Warga Tidak Mampu

Kamis, 13 Maret 2025 - 17:00 WIB

Rusaknya Sumber Air, Akibat Penambang Pasir, Akibatnya Ratusan Petani Di 4 Kecamatan Demo.

Sabtu, 8 Maret 2025 - 16:23 WIB

Longsor Disebabkan Dari Kubangan Kerukan Penambang Pasir Ilegal.

Selasa, 4 Maret 2025 - 21:50 WIB

Serah Terima Jabatan Bupati Blitar Rini Syarifah Tidak Hadir, Ada Apa.???.

Senin, 3 Maret 2025 - 21:59 WIB

Anggota Polres Blitar Kota. Bubarkan Ronda Sahur Yang Menggunakan Sound Horeg.

Kamis, 27 Februari 2025 - 07:02 WIB

SMPN 3 Tulungagung Juara 1 dan juara favorit short movie “MIND CHALLANGES 2025”

Selasa, 18 Februari 2025 - 17:28 WIB

Terobos Lampu Merah, Tabrak Pasutri Di Polisi Blitar.

Berita Terbaru

ACEH TENGGARA

Bupati Aceh Tenggara Lantik 71 PJ. Kepala Desa.

Selasa, 22 Apr 2025 - 22:11 WIB

ACEH UTARA

Puskesmas Geureudong Pase Aceh Utara Resmi Berstatus BLUD.

Selasa, 22 Apr 2025 - 22:04 WIB

BELITAR JAWA TIMUR

Tahap Pertama, Dana Desa Di Kabupaten Blitar Segera Cair

Selasa, 22 Apr 2025 - 14:44 WIB

ACEH UTARA

Bupati Aceh Utara Luncurkan BLUD Puskesmas Se-Kabupaten Aceh Utara

Selasa, 22 Apr 2025 - 13:51 WIB