Amnesti untuk Separatis Papua: Jalan Damai atau Ancaman Disintegrasi Bangsa?

REDAKSI OPOSISI NEWS 86

- Redaksi

Rabu, 30 April 2025 - 16:48 WIB

50395 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Adhifatra Agussalim

Mukadimah

Minggu lalu kita dikejutkan oleh beberapa aktivis pengusung kemerdekaan Aceh, Papua dan Maluku melakukan orasi di Gedung PBB di Newyork, Amerika Serikat, pada saat kegiatan sidang yang membahas isu masyarakat adat (pribumi) di PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) sering disebut sebagai UNPFII _(United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues)_ pada tanggal 21 April 2025. Sidang ini diadakan secara rutin setiap tahun dan membahas berbagai isu yang berkaitan dengan hak-hak, kesejahteraan, dan keberlanjutan hidup masyarakat adat di seluruh dunia.
Dalam langkah yang mengejutkan banyak pihak, pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto juga mengumumkan rencana pemberian amnesti kepada sejumlah tahanan politik Papua, termasuk beberapa tokoh separatis. Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari upaya mendorong rekonsiliasi, mengakhiri konflik berkepanjangan, serta mempercepat pembangunan di Papua. Namun, di sisi lain, kebijakan ini juga memicu perdebatan sengit tentang implikasinya terhadap kedaulatan dan integritas nasional.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Amnesti sebagai Jalan Menuju Perdamaian

Amnesti menjadi persoalan yang diperdebatkan, apakah hanya satu satunya jalan menuju perdamaian.
Pemberian amnesti bukanlah sesuatu yang asing dalam dunia politik, terutama dalam konteks resolusi konflik. Pemerintah menganggap bahwa pendekatan militeristik semata tidak lagi cukup untuk mengatasi kompleksitas masalah Papua. Melalui amnesti, diharapkan para mantan separatis akan kembali ke pangkuan NKRI, mengurangi kekerasan, dan membuka ruang dialog damai yang lebih luas.

Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan RI, Budi Gunawan menyatakan bahwa amnesti ini akan disertai dengan syarat-syarat ketat, termasuk janji kesetiaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan keterlibatan dalam program pembangunan daerah. Pemerintah optimis bahwa langkah ini akan mengubah pola hubungan antara negara dan rakyat Papua menjadi lebih inklusif dan penuh kepercayaan.

Baca Juga :  KKB Ilaga Kembali Terang-Terangan Dalam Melakukan Aksinya

Ancaman terhadap Integritas Nasional?

Meski dimaksudkan untuk mendorong perdamaian, pemberian amnesti ini bukan tanpa risiko. Banyak kalangan nasionalis dan pemerhati keamanan mengkhawatirkan bahwa amnesti bisa dianggap sebagai bentuk “kelemahan” pemerintah dalam menghadapi gerakan separatisme.

Ada kekhawatiran bahwa kebijakan ini dapat memberi sinyal kepada kelompok separatis lainnya bahwa kekerasan bersenjata dan pemberontakan dapat “dihadiahi” oleh negara. Di tengah ketegangan geopolitik kawasan dan potensi intervensi asing terhadap isu Papua, konsesi semacam ini dinilai bisa melemahkan posisi tawar Indonesia dalam mempertahankan kedaulatannya.

Respon Publik dan Dunia Politik Indonesia

Tanggapan terhadap kebijakan amnesti ini beragam. Sebagian organisasi masyarakat sipil dan aktivis hak asasi manusia (HAM) menyambut baik langkah ini sebagai jalan keluar dari siklus kekerasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Mereka menekankan bahwa hak-hak dasar masyarakat Papua harus tetap menjadi prioritas, termasuk keadilan sosial, ekonomi, dan politik.

Sebaliknya, sejumlah anggota parlemen, khususnya dari partai-partai nasionalis, menyerukan evaluasi lebih dalam terhadap dampak kebijakan ini. Mereka mendesak agar proses pemberian amnesti melibatkan pengawasan ketat dan partisipasi masyarakat luas, bukan hanya keputusan politik di tingkat elit.

Mencari Titik Temu

Di tengah pro dan kontra yang mengemuka, satu hal yang jelas adalah bahwa persoalan Papua membutuhkan solusi yang komprehensif, tidak hanya berbasis kekuatan keamanan. Amnesti bisa menjadi langkah awal penting, tetapi harus diikuti oleh komitmen nyata untuk membangun kepercayaan, meningkatkan kesejahteraan, serta menjamin perlindungan hak-hak asasi masyarakat Papua.

Keberhasilan kebijakan ini akan sangat bergantung pada bagaimana negara memastikan bahwa pemberian amnesti bukan sekadar simbol politik, melainkan bagian dari strategi nasional yang konsisten, berkeadilan, dan berkelanjutan.

Belajar dari penyelesaian Aceh di tingkat Internasional dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) Helsinki tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang di dunia internasional dikenal Acheh Sumatera Nation Liberation Front (ASNLF) dan selanjutnya diturunkan dalam Undang – Undang Pemerintahan Aceh (UU PA) Nomor 11 Tahun 2006 juga bisa dijadikan _starting point_ secara komprehensif untuk jalan damai bagi Aktivis Kemerdekaan dan Rakyat Papua.

Baca Juga :  Tingkatkan Pengetahuan Masyarakat Dan Pemuda Pemdes Tebias Gelar Sosialisasi Terkait Penyalahgunaan Narkotika

Kesimpulan

Amnesti untuk Aktivis Kemerdekaan Papua adalah pilihan kebijakan yang berani, dengan peluang besar untuk membawa perubahan, namun juga dengan risiko yang tidak kecil. Pemerintah harus cermat menyeimbangkan idealisme damai dengan keharusan menjaga kedaulatan negara. Dialog, pengawasan publik, dan keseriusan dalam implementasi kebijakan menjadi kunci agar jalan damai ini tidak justru menjadi awal dari keretakan baru di tubuh bangsa, perlu kebijaksanaan yang mendalam dan berwawasan kebangsaan secara ikhlas dalam implementasinya, semoga sesuai harapan para pendiri bangsa Indonesia. Amin Ya Rabbal Alamin, Wassalam.

Penulis: Sekwil DPD SWI Provinsi Aceh

 

 

Adhifatra Agussalim, CIP, CIAPA, CASP, CPAM, C.EML

Praktisi Internal Auditor, aktif sebagai Sekretaris DPW Sekber Wartawan Indonesia (SWI) Provinsi Aceh, dan sebagai Pemimpin Redaksi Media MNCCTVNEWS.COM, telah memiliki Certified Audit SMK3 Professional (CASP), Certified Professional Audit Manager (CPAM), Certified Internal Auditor Professional Advance (CIAPA), Certified Ilmu Philosophy (CIP), Sertifikat Kompetensi UKW Wartawan Muda dan juga tergabung sebagai Member of The Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesia, Associate member Institute of Compliance Professional Indonesia (ICOPI), Member of Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA) dan aktif dibeberapa komunitas penulis seperti Rumah Produktif Indonesia (RPI) dan juga Komuniti Antologi Secawan Kopi Selangor Darul Ehsan, Malaysia, serta KPKERS Dili, Timor Leste. []

Berita Terkait

CEGAH PREMANISME, POLRES ACEH TIMUR BENTUK TIM SATGAS ANTI PREMANISME
Ini Kisah Tentang Watawan Doeloe, Ketika Berita Dikejar dengan Sepeda dan Pena Basah
Catatan Untuk Apologet (Bagian II)
‎Koramil 1607-12/Moyo Hilir Bersama Imigrasi Sumbawa Tangkap WNA Tanpa Dokumen Di Labuhan Ijuk
Serma Tangkas Wakili Danramil 1607-03/Ropang Sambut Bupati Sumbawa dalam Safari Ramadhan di Desa Lawin
Seorang Warga Tenggelam di Bendungan Batu Bulan, Tim Gabungan Berhasil Temukan Korban
Bupati Sumbawa Geram: PO Idola Trans Harus Dihentikan!
Mayat Anak Laki-laki Ditemukan Mengapung di Perairan Ujung Blang, Tim Gabungan Lakukan Evakuasi

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 08:27 WIB

443 Jenazah Warga Aceh Yang Meninggal Di Ranto Di Pulangkan Secara Gratis Oleh Ketum PAS Akhyar Kamil

Kamis, 15 Mei 2025 - 12:17 WIB

Peduli tempat ibadah,satgas TMMD Kodim 0103/Aceh Utara Gelar Kegiatan Rehab Mushola

Kamis, 15 Mei 2025 - 06:21 WIB

Wali Kota Lhokseumawe: “Kami Terbuka terhadap Kritikan demi Kemajuan Kota”

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:44 WIB

Progres Pembangunan Jalan TMMD ke -124 Kodim 0103/Aceh Utara Capai 23 Persen

Senin, 12 Mei 2025 - 19:46 WIB

Kurir Narkoba Asal Seruway Diringkus Satresnarkoba Polres Lhokseumawe, 10 Paket Sabu Diamankan

Minggu, 11 Mei 2025 - 20:36 WIB

Air Terjun Tujuh Bidadari, Kekayaan Wisata yang Butuh Perhatian Pemerintah

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:47 WIB

Zulkifli, SE, Anggota DPRK Aceh Utara Fraksi Golkar, Tinjau Lokasi Sampah: Pemda Diharapkan Lebih Serius Tangani Persoalan Sampah di Kota Panton Labu

Sabtu, 10 Mei 2025 - 16:19 WIB

Pelayanan Puskesmas Matangkuli Mengecewakan, Petugas Asik Main HP Saat Jam Pelayanan

Berita Terbaru

ACEH SINGKIL

DPC LAKI Aceh Singkil, Hadiri Rakernas Ke 18 Di Bekasi Jabar.

Selasa, 20 Mei 2025 - 00:23 WIB