Sumbawa Besar, oposisinews86.com, (24 November 2025),— Proses seleksi atlet sepak takraw Kabupaten Sumbawa menuju Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) kini memasuki babak baru. Alih-alih menghasilkan optimisme, seleksi tersebut justru memantik kritik tajam dari internal Pengkab PSTI Sumbawa sendiri.
Dalam wawancara eksklusif bersama wartawan oposisinews86.com, Selasa (25/11/2025), Iskandar Sukma, wasit sepak takraw tingkat daerah, secara blak-blakan menuding proses seleksi tidak transparan, tidak profesional, dan jauh dari prinsip objektivitas.
“Daftar peserta seleksi tidak pernah dipublikasikan, mekanisme penilaian juga tidak jelas. Yang dinyatakan lolos bukan berdasarkan skill, pengalaman, dan mental bertanding. Ini menunjukkan seleksi dilakukan tidak fair dan menimbulkan dugaan kedekatan personal,” tegasnya.
Iskandar memaparkan bahwa dalam sebuah proses sepenting penentuan atlet PORPROV, seluruh unsur organisasi seharusnya duduk bersama, bermusyawarah, dan menentukan keputusan secara kolektif.
“Bukan diputuskan oleh sebagian kecil panitia tanpa melibatkan elemen organisasi lainnya,” kritiknya.
Hal senada disampaikan Supratman, pemandu bakat daerah PSTI. Ia merasa posisinya hanya dijadikan formalitas karena tidak pernah dilibatkan dalam penentuan hasil akhir seleksi.
“Saya tidak pernah diajak berdiskusi tentang hasil seleksi. Karena itu kami menilai seleksi ulang perlu dilakukan demi menjaga kredibilitas PSTI,” tegasnya.
Kejanggalan kian mencuat setelah Masudin, saksi sekaligus Ketua Perlengkapan PSTI Sumbawa, mengaku tidak pernah diundang maupun dilibatkan dalam rapat maupun kegiatan yang berkaitan dengan seleksi PORPROV.
“Dari awal sampai selesai kegiatan, saya tidak pernah diundang. Bagaimana mungkin kegiatan sebesar seleksi PORPROV dilakukan tanpa melibatkan struktur organisasi lengkap? Ini menambah tanda tanya besar,” tegas Masudin.
Ketiga unsur penting dari internal PSTI tersebut menegaskan bahwa tujuan kritik ini bukan untuk memperkeruh keadaan, melainkan demi meluruskan pembinaan olahraga sepak takraw agar lebih profesional, objektif, dan berorientasi pada prestasi.
“Kami ingin PSTI maju. Atlet harus dipilih karena kemampuan, skill, dan pengalaman, bukan karena kedekatan atau kepentingan tertentu,” ungkap mereka.
Atas semua kejanggalan yang terungkap, Iskandar Sukma bersama Supratman dan Masudin mendesak Ketua PSTI Kabupaten Sumbawa segera turun tangan, mengevaluasi panitia seleksi, serta melakukan seleksi ulang demi memastikan hanya atlet terbaik yang mewakili Sumbawa di PORPROV.
Pemerhati olahraga menilai persoalan ini harus ditangani dengan serius demi menjaga integritas organisasi, meningkatkan prestasi daerah, serta memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap pembinaan sepak takraw di Kabupaten Sumbawa. (Af)





































