Bali Teguhkan Spirit Kebangsaan: Kibarkan 10 Juta Bendera Merah Putih Sambut HUT Ke 80 Kemerdekaan RI dan Hari Jadi Provinsi Bali Ke 67
Oposisinews86.com – Denpasar | Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Renon, Denpasar, menjadi saksi menggeloranya semangat nasionalisme saat Pemerintah Provinsi Bali menggelar Gotong Royong Kebangsaan dan Pencanangan Gerakan Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih, Jumat (1/8). Acara nasional ini merupakan inisiasi Kementerian Dalam Negeri RI sebagai bagian dari rangkaian menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Mewakili Gubernur Bali, sambutan utama disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali, Gede Suralaga, yang menekankan bahwa gerakan ini bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi wujud cinta tanah air yang nyata dan pengingat atas perjuangan panjang para pendiri bangsa.
“Bendera Merah Putih bukan sekadar kain yang berkibar, tapi lambang keberanian, persatuan, dan pengabdian. Di Bali, semangat gotong royong telah mengakar kuat dalam budaya ngayah, sebagai cerminan ketulusan dan pengabdian tanpa pamrih demi harmoni bersama,” tegas Gede Suralaga.
Ia juga mengaitkan gerakan ini dengan visi pembangunan Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali, yang dilandasi nilai-nilai luhur Sad Kerthi—meliputi pemuliaan jiwa (Atma Kerthi), manusia (Jana Kerthi), air (Danu Kerthi), hutan (Wana Kerthi), laut (Segara Kerthi), dan alam semesta (Jagat Kerthi). Nilai-nilai ini dinilainya sangat relevan dalam membangun Bali yang harmonis, lestari, dan berkeadaban.
Lebih lanjut, Suralaga mengajak generasi muda Bali untuk menghidupi semangat gotong royong di setiap lini kehidupan, menjadikan Bali tak hanya destinasi pariwisata, tetapi juga teladan harmoni sosial dan ketahanan budaya di tengah arus globalisasi.
Acara tersebut juga dihadiri oleh Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri, Bahtiar Baharuddin, yang hadir langsung untuk menyampaikan pesan kebangsaan yang mendalam. Dalam sambutannya, Bahtiar menekankan pentingnya merawat rasa cinta terhadap negara sebagai legacy bersama.
“Ini adalah cara sederhana untuk mengingatkan kita bahwa bendera Merah Putih bukanlah sesuatu yang gratis. Ia hasil perjuangan panjang, dan tidak ada jaminan bahwa negara akan selalu ada selamanya,” ujar Bahtiar.
Ia menekankan bahwa ulang tahun ke-80 Republik Indonesia adalah momentum refleksi, bukan sekadar perayaan. Ia mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk menyadari bahwa seperti tubuh manusia, negara pun bisa ‘sakit’ dan bahkan ‘bubar’, seperti yang pernah dialami oleh Uni Soviet dan Yugoslavia.
“Mari kita rawat Merah Putih dengan cinta bangsa. Indonesia memang baru 80 tahun, tapi semangat kita harus 1000 tahun. Dan Bali selalu menjadi teladan bagi kita semua,” imbuhnya.
Menutup sambutannya, Bahtiar menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi Bali dan seluruh masyarakat atas partisipasinya dalam pencanangan gerakan nasional ini.
“Dari Bali, kita nyalakan semangat merah putih ke seluruh penjuru negeri,” tutupnya.
Acara yang diselenggarakan pula dalam Peringatan Hari Jadi ke 67 Provinsi Bali turut diisi berbagai acara diantaranya Pemberian Sembako, Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Senam, Doorprize, dan Lomba Panjat Pinang. Pada kesempatan itu juga diserahkan bantuan Biaya Sekolah dan Paket Sembako untuk Anak Sekolah, Alat Bantu Jalan beserta Paket Sembako kepada lansia Penderita Disabilitas, serta bantuan Paket Sembako kepada Legiun Veteran.
Acara ini tidak hanya menjadi momentum pemersatu bangsa, tetapi juga pengingat kolektif bahwa kemerdekaan dan keutuhan Indonesia adalah tanggung jawab seluruh rakyat, dari pelosok desa hingga pusat kota, untuk terus dirawat, dijaga, dan diwariskan ke generasi mendatang.