Sistem Beragama Islam, “Apakah Ada?”

REDAKSI OPOSISI NEWS 86

- Redaksi

Sabtu, 1 Maret 2025 - 22:15 WIB

50283 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil.

(Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)

SUMSEL – Apakah anda pernah mendengar, khususnya di zaman ini, berIslam itu rumit, Islam itu repot karena tidak banyak aliran-aliran? Secara sederhana dapat ditanggapi dengan pertanyaan senada, apakah beragama anda atau agama lainnya selain Islam sebenarnya jauh lebih repot, rumit dan tidak bisa dipahami khususnya di zaman ini?! Seperti bagaimana meneladani Nabi Isa yang bahkan tidak bermukim dan tidak menikah? Bagaimana mengikuti secara an sich para nabi yang banyak jumlah dalam rangka membimbing umat yang sama sedang ajarannya berbeda-beda selain dengan cara berselisih satu sama lain atau bersikap hipokrit?!

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kenyataan beberapa kelompok penganut agama memiliki kecenderungan untuk mengamalkan suatu ajaran secara maksimal atau istilah orang pintar disebut dengan istilah “memasak ilmu”. Semisal pemaknaan tauhid; ketergantungan dan sepenuhnya kepada Allah, secara maksimal dimaknai semata kepada Allah sampai pada usaha menghindari bersyukur seperti mengucapkan terima kasih kepada selain Allah secara ketat, bahkan cenderung tidak. Pada poin ini sebenarnya dapat dimaklumi khususnya bagi para pemula(!) dan secara keyakinan tidak dapat disalahkan. Namun dapat berbeda makna ketika terdapat sikap menyangsikan (kufur) terhadap peringatan lain berkait contoh di atas, semisal menyalahkan sikap bersyukur kepada manusia yang dipersyaratkan Rasul sebagai bagian cara bersyukur kepada Pencipta.

Sebenarnya berIslam dengan mengakui Keesaan Tuhan dan kemuliaan Muhammad sebagai utusanNya adalah karunia yang patut disyukuri. Menjalankan perintah berikut menghindari laranganNya dalam iman dan amal adalah selain bentuk kesyukuran juga adalah karunia yang tidak terhingga. Semakin berkenajutan seperti syariah semakin sempurnalah. Maka, seberapa unrgen menyikapi sistem beragama Islam? Keilmuan khas zaman dan tempat tentu menjadi bagian penting untuk beragama Islam secara bijaksana. Namun demikian penulis mengajukan beberapa poin berikut untuk dikaji dalam rangka menimbang wacana tersebut.

Hakikat Realita Manusia
Eksistensi manusia berada pada dua kondisi Dialektis, satu sisi hendak membebaskan diri dari kondisi yang dialami dan sisi lain khawatir untuk meninggalkannya. Meski demikian keraguan yang kontraproduktif harus dihindari. Terhadap kondisi di atas, secara fitrah manusia dapat mengamalkan ajaran Islam secara begitu saja dan ini merupakan suatu kenyamanan, namun di sisi lain terdapat tantangan untuk meningkatkan (maqam) yang tantangannya tentu membutuhkan keilmuan, maka pada poin ini manusia sampai pada kesadaran bahwa dia pada kondisi kedua tersebut.

Realita manusia yang tidak disadari sedari awal tersebut telah dialami oleh orang sebelum Islam dan akibatnya telah dirasakan mereka dan dapat disaksikan oleh segenap manusia bahwa terdapat perbedaan berupa kelompok-kelompok atau sekte yang memiliki ajaran yang berbeda-beda dan saling memperselisihkan dan apa yang tersembunyi dalam dada lebih hebat.
Sistem Beragama pada Orang Terdahulu
Betul bahwa tidak terdapat keharusan untuk mendirikan Islam sebagai suatu sistem, baik politik, pendidikan atau sistem lainnya.

Dalam perjalanan sejarah dan perkembangan Islam juga dapat dipahami bahwa tidak ada larangan mutlak atas hal tersebut. Islam sebagai suatu sistem menjadi urgen tidak haya dalam peran penengah (“wasatho”) terhadap Yahudi dan Nasrani, namun juga dalam kontentestasi peradaban umat manusia. Sebagaimana yang diberlakukan orang terdahulu, tidak dalam konteks awal lahir suatu ajaran, baik Musa, Isa dan Muhammad, namun sepeninggal makhluk pilihan Tuhan tersebut berupa pemaknaan (tafsir) terhadap kitab suci yang dibawa dan percontohan yang diperankan langsung oleh mereka masing-masing.

Kecenderungan untuk condong kepada suatu perintah dengan menyangsikan perintah atau larangan lainnya baik keimanan maupun amalan merupakan konsekuensi yang menjadi harga mahal dalam menegakkan sistem beragama oleh orang terdahulu tersebut. Lantaran suatu langkah yang tidak bijak, maka kesalahan tersebut dapat terlacak hingga hari ini seperti pada tragedi Galileo, Bruno dan lain sebagainya menjadi bukti nyata sejarah yang tak terbantahkan.
Rivalitas Saudi dengan Iran menjadi contoh, meski tidak sebagaimana tergambarkan di permukaan, namun dinamika hubungan keduanya merupakan gambaran konsekuensi penerapan Islam sebagai sistem.

Sistem Sintesis Komprehensif
Suatu tantangan akan realitas ideal adalah termasuk harapan yang primordial sebagai termasuk makhluk yang terusir dari surga untuk senantiasa ingin kembali ke sana dan setan sebagai golongan lain yang mengalami hal yang sama senantiasa menggelincirkan agar termasuk menjadi bagian dari kekal di neraka.

Termasuk menjadikannya sebagai gambaran (observasi) serta mengembalikan tugas manusia sebagai Khalifah di muka bumi untuk menciptakan kehidupan penuh kebaikan dari sisi Allah.

Sebagai bagian dari anugerah Tuhan, akal sebagai mesin produksi konsep diantaranya sistem tersebut secara sungguh-sungguh tentulah tidak bertentangan dengan keinginan ilahiah. Maka bukan tidak mungkin, harapan akan tegaknya keadilan di muka bumi dapat terwujud di antara dengan usaha sistemisasi Islam sebagai satu-satunya ajaran yang dapat dipertanggungjawabkan termasuk di hadapan Tuhan.

Bukan tidak mungkin, mengadakan sistem dalam beragama Islam sebagai yang tidak bertentangan dengan Nash dan budaya manusia. Tidak sebatas ideologis sebagai beberapa Arab dan Barat yang telah lalu dengan Kekristenan (terdapat Rahib, Rahbaniyyah yang tidak diwajibkan, dan komponen ibadah), namun menyeluruh dalam kehidupan manusia sebagai pengertian sistem sesungguhnya atau bersifat “kaaffah!” []

Berita Terkait

Senin, 10 Maret 2025 - 08:04 WIB

Ruang Staf di Lantai 3 Polda Banten Sempat Terbakar, Wakapolda Banten Berikan Penjelasan

Kamis, 6 Maret 2025 - 19:36 WIB

Kapolda Banten Dampingi Wapres RI Tinjau Kesehatan, Pendidikan Dan Infrastruktur

Kamis, 6 Februari 2025 - 09:19 WIB

100 Hari Capaian Kinerja Program Asta Cita Presiden RI Di Polda Banten

Rabu, 5 Februari 2025 - 15:00 WIB

BPJS Serang Banten Tipu – Tipu Peserta Pada Akhirnya Saling Lempar VS Prisai Lepas dari Tanggung jawab

Selasa, 28 Januari 2025 - 15:38 WIB

Polda Banten Siapkan PAM Jalur dan Kompi Kerangka untuk Amankan Libur Nasional.

Senin, 27 Januari 2025 - 19:08 WIB

Perkuat Sinergitas Dengan Ulama, Kapolres Lebak Silaturahmi Dengan Mama K.H. Hasan Basri Ciheulang

Jumat, 24 Januari 2025 - 20:25 WIB

Kapolres Lebak Hadiri Peringatan Isra Mi’raj 1446 H di Ponpes Nurul Falah Kampung Pasir Malang

Senin, 20 Januari 2025 - 12:32 WIB

Dua Pemuda Cabuli Gadis 15 Tahun (Tuna Daksa)

Berita Terbaru

GAYO LUES

Polres Gayo Lues Siap Amankan Idul Fitri 1446 H Tahun 2025.

Kamis, 20 Mar 2025 - 17:07 WIB

ACEH UTARA

Bupati Aceh Utara Tunjuk Jalaluddin sebagai Plt Kadis Kesehatan

Selasa, 18 Mar 2025 - 22:54 WIB