Polemik CV. RPM Memanas: Aliansi Pemantau Tenaga Kerja Sumbawa Tuntut Perlindungan Hak Karyawan

REDAKSI NTB

- Redaksi

Rabu, 1 Oktober 2025 - 23:04 WIB

50954 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumbawa, oposisinews86.com, (1 Oktober 2025),– Suasana memanas mewarnai hearing yang digelar di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa, Rabu (1/10/2025) pagi.

Lima LSM lokal yang tergabung dalam Aliansi Pemantau Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa secara resmi menyampaikan berbagai tuntutan serius terhadap perusahaan CV. Raja Wali Pelita Emas (RPM), yang diduga telah mengabaikan hak-hak karyawannya, termasuk proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tidak sesuai aturan.

Aliansi ini terdiri dari Gerakan Reformasi Daerah (GARDA), Cendrawasih Setia (CES), Integritas Transformasi Kebijakan (ITK), Lembaga Pemantau Pembangunan dan Kinerja Pemerintah (LP2KP), dan Lembaga Pengawas Reformasi Indonesia (LPRI). Hearing juga dihadiri oleh UPTD Balai Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Pulau Sumbawa, serta perwakilan perusahaan CV. RPM.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kepala Disnakertrans Kabupaten Sumbawa, H.Varian Bintoro, S.Sos., M.Si., menegaskan bahwa pihaknya telah memfasilitasi mediasi antara aliansi, pihak perusahaan, dan instansi terkait lainnya. Menurutnya, CV. RPM – yang sebelumnya diketahui mengambil alih operasional dari CV. Jaya Abadi – wajib menyelesaikan seluruh kewajiban terhadap karyawan yang terkena PHK.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sumbawa, H.Varian Bintoro, S.Sos., M.Si.

“Kalau memang ada take over, maka seluruh hak karyawan harus dibayarkan sesuai aturan. Tidak bisa seenaknya mem-PHK tanpa proses. Ini termasuk jaminan sosial, asuransi, hingga hak atas pesangon,” tegas Varian Bintoro kepada wartawan media ini usai pertemuan.

Baca Juga :  Aliansi LSM Sumbawa Desak Bupati Tindaklanjuti Temuan BPK Terkait Dugaan Penyimpangan Keuangan RSUD dan UPT Puskesmas

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut menjalankan beberapa bidang usaha berdasarkan NIB (Nomor Induk Berusaha) dan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia). Namun, salah satu bidang usahanya – yakni perdagangan besar kosmetik – belum terverifikasi, dan justru berisiko menengah hingga tinggi.

“Kami sarankan aktivitas usahanya dihentikan sementara hingga semua proses verifikasi tuntas. Ini untuk melindungi masyarakat dan tenaga kerja dari risiko usaha yang belum legal secara penuh,” tambahnya.

Ketua Aliansi Pemantau Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa, Hermanto yang akrab di sapa Bung Vicktor, menyoroti bahwa proses PHK yang dilakukan CV. RPM terhadap sejumlah pekerja tidak melalui prosedur hukum sesuai PP No. 35 Tahun 2021 (turunan dari UU Cipta Kerja). Ia menyatakan bahwa perusahaan tidak memberikan Surat Peringatan (SP) secara bertahap sebagaimana mestinya.

Ketua Aliansi Pemantau Tenaga Kerja Kabupaten Sumbawa, Bung Vicktor Ketua Umum LSM GARDA

“PHK tanpa prosedur adalah pelanggaran serius. Kami mendesak agar pesangon, cuti, masa kerja, dan hak-hak lainnya segera diberikan. Ini bukan hanya soal regulasi, tapi soal kemanusiaan,” tegas Vicktor.

Ia juga mengungkap dugaan praktik kamuflase usaha oleh perusahaan, yang diduga terus berganti nama namun tetap beroperasi di lokasi yang sama. Dari Jaya Raya, menjadi Jaya Abadi, dan kini CV. RPM, yang menurutnya bisa jadi merupakan upaya menghindari kewajiban perpajakan atau regulasi ketenagakerjaan.

Baca Juga :  Registrasi Hewan Ternak Dimulai di Desa Boak, Warga Antusias Ikuti Program Pemerintah

“Kalau berganti nama tapi orang-orang dan tempat usahanya sama, ini patut diduga sebagai bentuk kamuflase usaha, seperti bunglon. Harus ditelusuri lebih lanjut, termasuk kemungkinan pelanggaran pajak,” ungkapnya.

Dari hasil hearing tersebut, Balai Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3 Pulau Sumbawa menyatakan akan meminta waktu 10 hari kerja untuk menindaklanjuti hasil laporan dan tuntutan dari aliansi. Investigasi akan dilakukan terhadap seluruh kegiatan usaha CV. RPM, termasuk verifikasi izin edar kosmetik yang dinilai belum mengantongi persetujuan dari BPOM dan belum tercatat di sistem OSS (Online Single Submission).

Pihak aliansi mendesak agar peredaran produk kosmetik dari CV. RPM dihentikan sementara hingga verifikasi dan legalitas usahanya dipastikan aman dan sesuai ketentuan.

Kasus CV. RPM ini menjadi cerminan pentingnya pengawasan ketat terhadap perusahaan yang beroperasi di daerah, terutama terkait perlindungan tenaga kerja. Pemerintah daerah, dalam hal ini Disnakertrans dan DPMPTSP, diharapkan proaktif dalam menindak pelanggaran, serta menjamin semua perusahaan melapor dan menjalankan kewajiban normatifnya.

Aliansi menyatakan akan terus mengawal kasus ini dan menyerukan pada semua pekerja yang mengalami hal serupa untuk berani melapor dan memperjuangkan haknya.

“Kami tidak akan tinggal diam. Ini bukan hanya soal satu perusahaan, tapi tentang bagaimana wajah keadilan tenaga kerja di Sumbawa ini harus ditegakkan,” pungkas Bung Vicktor. (Af)

Berita Terkait

Balai Pemasyarakatan Kelas II Sumbawa Besar Gelar Donor Darah Peringati Hari Bakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan ke-1 Tahun 2025
Bapas Kelas II Sumbawa Besar Terima Kunjungan Kerja Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas NTB
Bapas Kelas II Sumbawa Besar Hadiri Kegiatan Penanaman Jagung di Lahan SAE Ai Maja Lapas Sumbawa Besar sebagai Dukungan terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional
Bapas Sumbawa Besar Laksanakan Bakti Sosial Sambut Hari Bakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan ke-1 Tahun 2025
Ketua Umum LSM Lingkar Hijau Bongkar Kejanggalan IPR: “Ada Permainan Serius, Jangan Bodohi Masyarakat Sumbawa!”
‎Babinsa Kodim 1607/Sumbawa Gencar Patroli Malam Jaga Keamanan Wilayah ‎
Danramil 1607-04/Alas Hadiri Pembukaan Turnamen Bupati Cup I Tahun 2025 di Desa Mapin Kebak
Babinsa Bunga Eja Ikut Meriahkan Jalan Santai HUT Desa ke-15

Berita Terkait

Sabtu, 15 November 2025 - 21:52 WIB

PT MPK Akan Kelola Parkir Pelabuhan Taman Bunga Dengan Sistim Digital

Jumat, 14 November 2025 - 07:39 WIB

Jejak Retak Proyek 8,8 Miliar BP Karimun: Aspal Tipis, Pejabat Pembungkam

Kamis, 13 November 2025 - 15:26 WIB

Benteng Regulasi Internal Kontra Tembok Transparansi UU KIP: Proyek “Siluman” Pelindo di Karimun

Selasa, 11 November 2025 - 08:51 WIB

Rangkaian kegiatan Rutin Tahunan Di Bulan Rabi’ul Awal Didesa Tanjung Berlian Barat.

Minggu, 9 November 2025 - 19:31 WIB

Agen-Agen Grenti Di Pelabuhan Tanjung Bale Karimun Kebal Hukum

Jumat, 7 November 2025 - 08:53 WIB

Pungli Berkedok ‘Uang Gerenti’ di Pelabuhan Karimun: Mafia Tiket Pekerja Migran?.

Kamis, 6 November 2025 - 17:17 WIB

Transparansi ‘Buntung’ di Pelabuhan: Proyek Pelindo Karimun Tanpa Plang, Melawan Asas Akuntabilitas

Selasa, 4 November 2025 - 16:33 WIB

Pungli Berkedok ‘Uang Gerenti’ Menjajah Pelabuhan Karimun: Jerat Pahlawan Devisa di Tanah Sendiri

Berita Terbaru