Dikotomi Hindu India dan Hindu Bali Menurut Putu Agus Yudiawan

REDAKSI NTB

- Redaksi

Senin, 21 Juli 2025 - 06:23 WIB

50197 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dikotomi Hindu India dan Hindu Bali Menurut Putu Agus Yudiawan

 

Oposisinews86.com – KLUNGKUNG | Ada hal fundamental setelah membaca berita pagi, saat Made Mangku Pastika mendapat gelar Doktor Agama di Universitas Hindu Negeri Sugriwa. Pasalnya, Made Mangku Pastika mendapatkan sanjungan dari Rektor dan beberapa intelektual Bali.

Salah satu tokoh Bali, Putu Agus Yudiawan SH., menanggapi gelar Doktor Agama di Universitas Hindu Negeri Sugriwa yang diraih Mangku Pastika.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahkan, pihaknya menyayangkan keberadaan aliran sampradaya di Bali yang hingga sampai saat ini masih eksis, yang sebenarnya sudah dilarang oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali

Ironisnya, Mangku Pastika menilai, narasi dikotomis yang terus berkembang antara ajaran Hindu Lokal dan yang disebut sebagai Sampradaya Asing, menurut Litu sapaan akrabnya, tak hanya merusak harmoni internal umat Hindu, namun juga berpotensi merusak citra agama Hindu sebagai agama yang damai, toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan di mata nasional serta dunia internasional.

Lebih lanjut, katanya fundamental terletak pada pernyataan Mangku Pastika yang seolah-olah bahwa kisruh terjadi antara Sampradaya versus Ajaran Bali yang menyebabkan polarisasi di masyarakat tensinya memanas.

Bahkan sampai pecahnya PHDI Parisada Hindu Dharma Indonesia yang merupakan organisasi keagamaan tertinggi di Bali, menjadi 2 kelompok bukan, karena atas kebijakannya.

Terlebih lagi, saat menjabat sebagai Gubernur Bali, ia memberikan karpet merah dan keleluasaan pada ajaran Sampradaya Asing dengan konsep teologi yang sangat berbeda masuk ke Bali.

Menurutnya, mereka kaum Sampradaya menkonversi masyarakat Bali, yang sudah memiliki keyakinan dari ribuan tahun lalu kemudian ditata apik oleh Mpu Kuturan dan kemudian dilanjutkan oleh para Rsi/Mpu lainnya, yang hakekat ajaran Bali dari dahulu hingga sekarang tetap sama dan terjaga kemurniannya.

Baca Juga :  Kuliah Umum Kolaboratif: Menakar Arah Baru Politik Luar Negeri Indonesia Pasca Keanggotaan BRICS

Kembali Putu Agus memaparkan, seiring dengan waktu, kaum Sampradaya semakin masif menyebarkan ajarannya dengan merekonstruksi bahkan medekonstruksi “tata titi” atau “aci-acian” yang sudah ada sejak ribuan tahun dengan dalih sesuai ajaran Weda dan Hindu.

“Hindu India dengan berbagai sektenya dibandingkan Gama Bali bagai air dan minyak satupun tidak ada yang sama, walaupun sama sama merujuk pada Weda,” terang Putu Agus.

Gerakan mereka untuk memaksakan sama, yang berbeda mampu mempengaruhi sebagian para intelektual agama, rohaniawan, politisi, birokrat boleh dikatakan sukses.

“Bhakta Sampradaya banyak duduk sebagai Petinggi PHDI dan bahkan sempat salah satu Bhakta Hare Krishna, Iskcon menjadi Dirjen Bimas Hindu dan Buddha,” kata Litu Warih Mula Keto.

Kembali Putu Agus menguraikan, gerakan masif kaum Sampradaya, yang dianggap masuk ke ritual dan merusak tata titi atau aci acian Bali, hal inilah yang memicu perlawanan “Nak Bali” atas strategi & propaganda mereka.

Ironisnya, Mangku Pastika justru menjadi pendukung Sampradaya dengan dalih Hindu Universal dan anti gugon tuwon terbukti memberikan Hare Krishna, Iskcon melaksanakan ritual di Kantor Gubernur Bali. Bahkan, ia sempet mempromosikan Bhagawad Gita versi Hare Krishna, Iskcon.

Menurutnya, begitu banyak Ashram berdiri saat itu, begitu juga banyaknya Yayasan Pendidikan Sampradaya dari sekolah PAUD, SD, SMP, SMA yang berpotensi mencetak generasi Bhakta-Bhakta Sampradaya di masa mendatang.

Seyogyanya, Mangku Pastika seharusnya menyadari bahwa setiap benda asing yang dimasukkan ke dalam tubuh akan ditolak oleh tubuhnya sendiri dengan berbagai cara. “Itu bisa lewat melalui pencernaan terganggu yang mengakibatkan demam, pilek dan gangguan kesehatan lainnya,” tegas Litu.

Baca Juga :  ‎Koramil 1607-12/Moyo Hilir Bersama Imigrasi Sumbawa Tangkap WNA Tanpa Dokumen Di Labuhan Ijuk

Demikian hal yang sama, bisa juga terjadi, jika seseorang membawa ajaran spiritual atau budaya dari luar yang terlalu asing bagi sebuah tempat, dalam sejarah panjang tempat itu. Hal itu dapat menciptakan ketidakseimbangan tertentu di tempat tersebut.

Lebih lanjut, Putu Agus memaparkan, sekarang kita lihat Bali seperti apa ? banyak kejadian hal tidak masuk akal di Bali sejak tahun 1999 bersamaan dengan dikenalkan ritual Agni Hotra oleh VPA (Veda Poshana Ashram) seperti ; Bom 2 kali bahkan 3 kali hanya ledakannya kecil, kejahatan merajalela, bencana alam silih berganti dan Gunung Agung hampir meletus, banyak Pura kehilangan Pratima, banyak Pura terbakar, bunuh diri paling tinggi prosentasenya, Candi Bentar 7 pura besar, termasuk Pura Besakih gelungnya disambar petir dan sampai hari inipun banyak kejadian tidak masuk akal terjadi atau Bali memang sedang tidak baik baik saja.

“Apakah itu semua tidak cihne cihne atau tanda tanda yang diberikan oleh Ida Bhatara Sesuhunan Sejebag Bali bahwa ada yang salah pelaksanaan yadnya kita ? atau cihne bahwa Bali harus dikembalikan segala tata titi atau aci-aciannya,” urainya.

“Terakhir, pertanyaan sederhana, jadi siapa yang menyebabkan dikotomi hindu india dengan ajaran Bali yang dikenal dengan hindu Bali,” ungkapnya.

Jika jujur, Putu Agus mengatakan bahwa Mangku Pastika adalah salah satu penyebab dari kisruh antara Sampradaya dengan ajaran Bali yang terjadi hari ini,” tambah Putu Agus Yudiawan SH.,®Warih Mula Keto.(red/tim).

Berita Terkait

DPC PJI Bojonegoro Tasyakuran 27 Tahun PJI dan HUT ke 1 DPC Bojonegoro
Ironis!! Dituduh Curi Dokumen di Hotel Miliknya, Pasutri Pemilik Hotel Menjerit Cari Keadilan
Kapolres Badung Ajak Lapisan Masyarakat Manfaatkan Layanan SIM di Satpas Badung
Pengabdian dan Prestasi, Dandim 1607/Sumbawa Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat dan Purna Tugas
DARAH PENGKHIANAT G30S/PKI, DALAM LUKA KOLEKTIF DAN TANTANGAN GENERASI MUDA
Selamat Menempuh Hidup Baru, Do,a Terbaik Untuk Kedua Mempelai Semoga Terpilih Menjadi Pasangan yang Bahagia
FISIP Unwar Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Lebih: Aksi Bersih Pantai hingga Edukasi Lingkungan
Dipandang Perlu Pemerintah dan DPR Dapat Mencari Solusi Lain untuk Meningkatkan Efektivitas Perampasan Aset Terpidana Korupsi

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 20:42 WIB

Anggota Koramil 1607-07/Lunyuk Tingkatkan Patroli Malam untuk Perkuat Keamanan Wilayah

Senin, 17 November 2025 - 19:47 WIB

29 Desa Dapat SHU? Ketua Gempar NTB Soroti Kejanggalan Mekanisme Dan Logika kebijakan

Senin, 17 November 2025 - 18:20 WIB

Ketua LSM Lingkar Hijau, Bung Taufan: “Aroma Rekayasa Semakin Menyengat, IPR Koperasi SBL Harus Dicabut!”

Senin, 17 November 2025 - 16:03 WIB

Perkuat Kepedulian Lingkungan, Koramil Lunyuk Bersama PT AMMAN Tanam Pohon di Danau Jelapang

Senin, 17 November 2025 - 15:48 WIB

Pertemuan dengan Kapolda NTB Melebar, GEMPAR NTB Bongkar Kejanggalan IPR Lantung dan Pembagian SHU

Senin, 17 November 2025 - 13:28 WIB

Balai Pemasyarakatan Kelas II Sumbawa Besar Gelar Donor Darah Peringati Hari Bakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan ke-1 Tahun 2025

Senin, 17 November 2025 - 13:24 WIB

Bapas Kelas II Sumbawa Besar Terima Kunjungan Kerja Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas NTB

Senin, 17 November 2025 - 13:20 WIB

Bapas Kelas II Sumbawa Besar Hadiri Kegiatan Penanaman Jagung di Lahan SAE Ai Maja Lapas Sumbawa Besar sebagai Dukungan terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional

Berita Terbaru

KOTA LANGSA

Pemko Langsa Gelar MUSRENBANG RPJMD Kota Langsa Tahun 2025-2029

Senin, 17 Nov 2025 - 22:18 WIB