Inspeksi Gabungan Pemkab dan Polres Tulungagung ke agen LPG 3 Kg.
Tulungagung – Keluhan masyarakat di berbagai kecamatan di kabupaten Tulungagung terkait kelangkaan LPG 3 kg atau gas melon, Pemkab dan Polres Tulungagung melakukan inspeksi ke sejumlah agen LPG 3 kg. Inspeksi dilakukan untuk melihat secara langsung ketersediaan dan distribusi gas bersubsidi tersebut.
Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Tulungagung, Arif Efendi terangkan, ketersediaan LPG 3 kg tidak ada perubahan maupun pengurangan. Kuota LPG 3 kg untuk tiap Kabupaten sudah ditentukan.
Dirinya katakan kelangkaan disebabkan adanya peningkatan kegiatan masyarakat pada bulan Agustus, terutama saat perayaan HUT ke 76 RI.
“Banyak masyarakat yang menggiatkan kegiatan ekonomi, seperti berjualan dan UMKM,” ujarnya.
Dirinya tak melanjutkan tingginya aktivitas berjualan tersebut membutuhkan gas LPG 3 kg, selain yang digunakan untuk keperluan rumah tangga, sedang stok di agen tetap.
Disinggung upaya untuk meminimalisir kurangnya gas bersubsidi tersebut, Arif jelaskan jika agen mempunyai batasan kuota dan armada pengiriman.
“Jadi mau enggak mau masyarakat harus antri,” jelasnya.
Arif katakan jika di tingkat pengecer masyarakat tidak bisa mendapatkan gas LPG bersubsidi, maka bisa menebusnya di pangkalan terdekat. Sayangnya stok LPG di pangkalan juga terpantau kosong.
Namun, dirinya memastikan khusus untuk orang miskin mendapatkan gas LPG 3 kg.
Sayangnya, meski ditemukan penggunaan gas bersubsidi yang tidak tepat, seperti di hotel, restauran, kafe dan kandang ayam, pihaknya belum bisa menerapkan sanksi tegas terhadap pelanggarnya.
Dirinya mengelak jika melakukan pembiaran terhadap penggunaan LPG 3 kg yang kurang tepat tersebut.
“Untuk hukuman secara langsung kita masih melihat kondisi masyarakatnya, apalagi di masa Pilkada seperti ini sangat rentan,” tuturnya.
Sementara itu, pengecer LPG 3 kg di Tulungagung, Bambang katakan jatah LPG 3 kg yang diterimanya dari pangkalan berkurang drastis.
Biasanya tiap kiriman dirinya mendapat 200 tabung, namun kini dibatasi hanya 50 tabung per minggu. Petugas pangkalan yang mengirim tabung berdalih adanya pengurangan jatah dari pusat,sudah sejak sekitar 2 minggu lalu,” ujarnya.
Dengan demikian dirinya tak bisa berbuat banyak dan menerima jatah yang diberikan,sehingga pengurangan berdampak langsung ke Masyarakat.
[HARTANTO]