Gayo Lues – Suasana khusyuk dan haru menyelimuti Masjid Jami’ Desa Porang, Kecamatan Blangkejeren, siang itu. Ratusan jemaah, dari berbagai usia, memadati setiap sudut masjid, berbondong-bondong meresapi hikmah yang terpancar dari khutbah Jumat.

Bukan sekadar rutinitas, salat Jumat kali ini terasa begitu istimewa, menyentuh relung hati setiap yang hadir, Jum’at (11/07/2025).
Di mimbar, Tengku H. Muhammad Amin, S.Pd., dengan suara yang menenangkan namun penuh kekuatan, membawakan khutbah bertema “Bertaqwa kepada Allah SWT dan Kisah Abu Ilabah, Sahabat Nabi Muhammad SAW.” Kata-kata yang terucap bukan hanya teori, melainkan ajakan tulus untuk kembali merenungi makna sejati ketaqwaan dalam hidup. Tengku Muhammad Amin tak hanya menjelaskan, namun juga menggugah.

Ia mengingatkan bahwa taqwa bukanlah sekadar ritual, melainkan sebuah perjalanan batin, upaya berkelanjutan untuk senantiasa merasakan kehadiran Allah dalam setiap langkah.
Bagian yang paling menggugah adalah saat beliau mengisahkan sosok Abu Ilabah, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Kisah hidup Abu Ilabah, yang penuh kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan, seolah hidup kembali di hadapan para jemaah.
Setiap penggalan cerita menjadi cermin, mengajak hadirin untuk bercermin pada keteladanan yang tak lekang oleh waktu.
Ada yang tampak menunduk, meresapi, bahkan terlihat beberapa jemaah menyeka sudut mata, terhanyut dalam pesan moral yang begitu dalam.

“Betapa kita sering lupa, bahwa ketenangan sejati ada pada ketaqwaan. Kisah para sahabat adalah lentera penerang jalan kita,” ujar salah seorang jemaah paruh baya yang ditemui usai salat, dengan mata berkaca-kaca.
“Khutbah hari ini benar-benar membuat hati saya tersentuh, seperti diingatkan kembali pada hakikat hidup.”
Di tengah hiruk pikuk dunia, khutbah Jumat di Masjid Jami’ Desa Porang pada Jumat yang cerah itu menjadi oase spiritual.

Ia bukan hanya memenuhi kewajiban agama, tetapi juga menyemai benih-benih kebaikan, keikhlasan, dan semangat bertaqwa dalam jiwa-jiwa yang haus akan bimbingan.
Sebuah pengingat bahwa keimanan sejati adalah ketika hati dan perilaku selaras, mencerminkan cinta dan ketaatan kepada Ilahi. []





































