Skandal Lahan di Kuta Simboling: Dana Desa Rp 24 Juta Diduga Jadi “Proyek Siluman” di Tanah Warga

KABIRO SUBULUSSALAM- ACEH SINGKIL

- Redaksi

Minggu, 12 Oktober 2025 - 22:49 WIB

50200 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SINGKIL — Pengelolaan Dana Desa di Kampung Kuta Simboling, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, disorot tajam. Proyek rehabilitasi jembatan pinggir sungai, yang sejatinya bertujuan mulia untuk menunjang mobilitas dan ekonomi warga, kini terancam mandek dan menuai konflik setelah terindikasi kuat dibangun di atas tanah milik warga tanpa adanya izin resmi.

Alokasi APBN melalui Dana Desa (DD) tahun anggaran 2025 senilai Rp 24,9 juta untuk proyek swakelola ini, kini seperti terjerumus ke dalam kubangan masalah prosedur dan kepatutan.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Papan proyek mencantumkan waktu pelaksanaan 30 hari kalender, dikerjakan oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) Kuta Simboling. Namun, per hari Minggu (12/10/2025), batas waktu pengerjaan telah lewat, sementara jembatan itu jauh dari kata rampung. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dana publik senilai puluhan juta rupiah itu kini teronggok dalam ketidakpastian.

Lahan “Siluman” dan Proyek Mangkrak
Muhir, salah seorang warga setempat, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Ia menunjuk langsung ke akar persoalan: penggunaan lahan. “Proyek itu belum siap seratus persen, padahal waktunya sudah lewat. Katanya ada masalah karena lahan tempat jembatan dibangun belum mendapat izin dari pemiliknya. Tapi pekerjaan tetap dilaksanakan,” ujarnya kepada awak media, dengan nada suara yang menuntut kejelasan.

Baca Juga :  Pelatihan Kode Etik Jurnalistik dan Tantangan Peliputan Pilkada

Pengakuan Muhir ini bukan isapan jempol belaka. Rehabilitasi jembatan tersebut, menurutnya, berdiri tegak di atas properti warga lain tanpa selembar pun surat persetujuan dari pemilik yang sah.

Ini menimbulkan pertanyaan fundamental: atas dasar apa TPK Kuta Simboling dan Pemerintah Kampung berani meloloskan dan melaksanakan proyek yang secara hukum rawan sengketa? Mengapa persetujuan lahan, sebagai prasyarat utama sebelum proyek fisik dimulai, diabaikan begitu saja?
“Ini menimbulkan tanda tanya mengenai prosedur dan dasar pelaksanaan proyek tersebut,” tegas Muhir, mempertanyakan integritas proses perencanaan dan pelaksanaan Dana Desa.

Kepala Kampung Berlindung di Balik Niat Baik

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Kampung Kuta Simboling, Junaidi, hanya mampu memberikan penjelasan sebatas tujuan umum proyek.

Ia menyatakan bahwa pembangunan jembatan ini krusial untuk memperbaiki akses warga melintasi sungai dan “meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.”

Namun, penjelasan normatif Junaidi tidak sedikit pun menyentuh persoalan utama: dugaan penggunaan lahan warga tanpa izin. Niat baik untuk kesejahteraan ekonomi tidak dapat dijadikan tameng untuk melanggar prosedur hukum dan mengangkangi hak milik warga.

Kelalaian fatal ini berpotensi besar menyeret Pemerintah Kampung ke dalam sengketa perdata, bahkan dugaan penyalahgunaan wewenang terkait Dana Desa.

Baca Juga :  Konferensi Pers H.Muzakir Manaf–H. Fadhlullah SE, Ucapkan Terima Kasih kepada Masyarakat Aceh Singkil

Ancaman Konflik dan Tuntutan Transparansi
Kasus Kuta Simboling ini menjadi preseden buruk dalam tata kelola Dana Desa, dana yang sejatinya harus dikelola secara transparan dan akuntabel.

Kegagalan TPK menyelesaikan urusan administrasi lahan sebelum memancangkan tiang jembatan menunjukkan lemahnya perencanaan dan koordinasi di tingkat kampung.

Muhir mewakili suara warga yang mendesak. Ia berharap Pemerintah Kampung segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan lahan ini.

“Agar proyek tersebut dapat digunakan sesuai peruntukannya tanpa menimbulkan konflik di kemudian hari, apalagi dana yang dibangunkan tersebut berasal dari dana desa,” tutupnya, memberikan tekanan bahwa dana publik harus dipertanggungjawabkan hingga tuntas, bebas dari potensi masalah hukum dan sosial di kemudian hari.

Saat ini, Dana Desa senilai Rp 24,9 juta itu bagai diujung tanduk, terhenti bukan karena kekurangan biaya, melainkan karena ambiguitas lahan.

Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil didesak untuk segera turun tangan melakukan audit investigatif terhadap TPK dan Pemerintah Kampung Kuta Simboling, tidak hanya terhadap realisasi fisik, tetapi juga terhadap kepatuhan prosedur penggunaan anggaran yang bersumber dari APBN tersebut. [ER.K]

Berita Terkait

Kondisi Jalan Menuju Desa Muara Pea Memprihatinkan, Warga Kesulitan Saat Musim Hujan
AMPAS Menggugat Bawaslu Aceh Singkil: Angka Misterius Bimtek Di Luar Masa Pemilu
Dialog Sipil dan Aparat di Warung Kopi: Kopi Worning, Ruang Aspirasi dari Warga Hingga Isu Cambuk bagi Pelaku Judi
Skandal Emsen Lestari: DLHK Aceh Diduga Bekingi Pabrik Sawit, Jurnalis Dihalangi, Kejahatan Lingkungan Dibungkus Rapat!
Musdesus koprasi Desa Merah Putih Kampung Pangi Berjalan dengan lancar Dan sukses
DPC LAKI Aceh Singkil, Hadiri Rakernas Ke 18 Di Bekasi Jabar.
Allah Mak, Gawatt, !!!. M, SE Diduga Terlibat Fiktifkan Laporan Keuangan, Akibat Ulahnya, Aceh Singkil Tercoreng.
Askab PSSI Aceh Singkil Gelar Open Seleksi Prapora 2025, Saktiawan Sinaga Ditunjuk Jadi Pelatih

Berita Terkait

Rabu, 29 Oktober 2025 - 16:48 WIB

Walikota Langsa Launching Program Langsa Juara Mencetak 1000 Hafizh dan Hafizah Qur’an

Selasa, 28 Oktober 2025 - 22:48 WIB

Walikota Langsa Pimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda Ke-97 Tahun 2025

Senin, 7 Juli 2025 - 21:03 WIB

PAS Pulangkan Jenazah Ustadz Rahmatzul Azmi ke Langsa

Selasa, 1 Juli 2025 - 21:27 WIB

Semarak HUT Ke-79 Bhayangkara di Langsa: Sinergi Polri-Masyarakat untuk Keamanan dan Kesejahteraan

Kamis, 26 Juni 2025 - 21:17 WIB

Ratusan Jurnalis Aceh Serbu Langsa untuk UKW 2025, Perkuat Kualitas Pers Daerah

Kamis, 5 Juni 2025 - 20:16 WIB

Pemerintah Kota (Pemko) Langsa malam ini akan gelar Pawai Takbir

Kamis, 5 Juni 2025 - 06:57 WIB

Wali Kota Langsa Silaturahmi Bersama Insan Pers Di Pendopo.

Kamis, 5 Juni 2025 - 04:36 WIB

Pemerintah Kota Langsa Berikan 59 Ekor Hewan Kurban Untuk Gampong dan Dayah.

Berita Terbaru