KARIMUN — Judi nomor gelap jenis Siji Singapore seolah menjadi gurita yang tak tersentuh di Kecamatan Moro, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri). Bisnis haram ini sudah berjalan mulus selama satu dekade, diputar rutin tiga kali seminggu:
Rabu, Sabtu, dan Minggu. Di balik kelancaran bisnis ini, mencuat nama Dodi si Toke Siji, dan yang lebih mencolok: dugaan adanya ‘orang kuat’ yang menjadi beking, merentang keraguan besar pada aparat penegak hukum setempat.
Sepuluh Tahun di Bawah Radar
Aktivitas penjualan nomor Siji Singapore ini tak lagi sembunyi-sembunyi. Tim investigasi mendapati transaksi terjadi secara terbuka, di warung hingga rumah warga. Menurut sumber terpercaya di lapangan, inisial D—merujuk pada Dodi—sudah mengelola bisnis haram ini selama sekitar 10 tahun.
Jangka waktu yang sedemikian panjang tanpa sekalipun tersentuh hukum adalah anomali yang sulit dicerna. Di tengah operasi pemberantasan judi yang kerap digembor-gemborkan, kelanggengan bisnis Dodi di Moro memunculkan dugaan adanya koordinasi atau proteksi khusus yang diberikan oleh oknum aparat.
“Sudah cukup lama permainan judi siji singapore ini di Moro, sudah sekitar 10 tahun, yang di kelola oleh inisial D , dan tidak pernah tersentuh hukum,” ujar sumber terpercaya, yang meminta identitasnya dirahasiakan demi keamanan.
Sinyal Keraguan pada Kapolsek dan Kapolres
Dugaan proteksi ini semakin menguat tatkala tim mencoba meminta konfirmasi kepada pucuk pimpinan di wilayah tersebut. Keraguan besar membayangi upaya penindakan oleh Kapolsek Moro AKP Sukowibowo dan Kapolres Karimun AKBP Robby Topan Manusiwa.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Moro AKP Sukowibowo hanya menjawab singkat. “Selama ini tidak ada, nanti anggota cek kelapangan.” Namun, hingga laporan ini diterbitkan, janji untuk ‘cek ke lapangan’ itu hanya tinggal sebatas janji. Tidak ada tindakan, tidak ada penangkapan, seolah praktik Siji Singapore tersebut memang diizinkan untuk terus berdenyut.
Sikap diam dan nihilnya realisasi tindakan dari kepolisian sektor dan kabupaten memperkuat spekulasi bahwa ‘orang kuat’ di balik Dodi memiliki pengaruh yang jauh menjangkau, membuat roda bisnis haram ini berputar aman dan lancar.
Secercah Harapan dari Pucuk Pimpinan
Di tengah kebuntuan lokal, masyarakat Karimun menaruh secercah harapan pada pimpinan tertinggi Korps Bhayangkara di tingkat provinsi.
Seorang warga Karimun berinisial H, yang ditemui di seputaran Padi Mas, menyampaikan harapannya kepada Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kepulauan Riau, Irjen Pol Asep Safrudin, S.I.K., M.H.
Pesan itu tampaknya menemukan respons positif. Kapolda Kepri disebut-sebut telah memberikan respons dengan menjanjikan akan menurunkan anggota Reserse Kriminal (Reskrim) dari tingkat Polda untuk melakukan pengecekan langsung ke Moro.
Langkah dari Kapolda ini diharapkan dapat membongkar jaringan sepenuhnya.
“Nantinya setelah di lakukan pengecekan akan terbuka lebar informasi keadaan Dodi toke siji di Moro dan siapa orang kuat di belakangnya, yang menjadi backing, agar segera di tangkap dan di proses hukum,” tegas H, menyampaikan aspirasi yang juga menjadi tuntutan publik.
Kini, bola panas pemberantasan judi Siji Singapore di Moro berada di tangan Kapolda Kepri. Publik menanti, apakah intervensi dari tingkat provinsi mampu merobohkan benteng koordinasi antara bisnis judi gelap dan ‘orang kuat’ yang diduga membekingi Dodi si Toke Siji, ataukah praktik ilegal ini akan terus membisu di tengah keramaian.
[SAJIRUN, S]