“Amir” Diduga Kebal Hukum: Penambangan Liar di Nongsa Mengancam Lingkungan dan Integritas Aparat

KABIRO BATAM

- Redaksi

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 07:50 WIB

50376 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BATAM – Aktivitas penambangan ilegal jenis Cut and Fill di kawasan Bukit Perkemahan, Kecamatan Nongsa, Batam, terus berlangsung tanpa henti. Warga resah, lingkungan terancam, sementara aparat penegak hukum seolah tak berdaya. Muncul dugaan bahwa seorang berinisial Amir menjadi otak di balik kegiatan ini, yang telah berjalan selama dua tahun terakhir.

Pertanyaan besar pun mengemuka: Siapa sebenarnya Amir sehingga ia diduga “kebal hukum” dan mampu menjalankan bisnis ilegal ini dengan begitu leluasa?
Kegiatan penambangan ini bukan sekadar pengerukan tanah biasa. Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah alat berat—termasuk excavator dan traktor—bekerja tak kenal lelah meratakan bukit.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Puluhan truk dam hilir mudik setiap hari, mengangkut tanah yang dikeruk dari lokasi tersebut. Warga Punggur yang tinggal di sekitar area merasa sangat dirugikan, tidak hanya oleh kebisingan dan lalu lintas truk yang mengganggu, tetapi juga karena kekhawatiran akan dampak lingkungan jangka panjang.

Seorang warga yang enggan disebutkan namanya Selasa (19/08/2025) mengungkapkan, “Aktivitas ini sudah dua tahun berjalan, katanya punya seorang yang berinisial Amir.” Pernyataan ini diperkuat oleh warga lain di Bukit Perkemahan yang berharap besar agar Kapolda Kepri, Asep, dan jajarannya mengambil tindakan tegas. “Jika dibiarkan, pasti akan berdampak serius bagi lingkungan sekitar. Kami yakin Polda Kepri tahu, tapi tidak ada tindakan yang dilakukan. Itu yang membuat kami bertanya-tanya,” ujarnya.

Baca Juga :  Commander Wish Kapolda Kepri, Irjen. Pol. Asep Safrudin, SIK, MH

Aparat Terkesan Lepas Tangan, Oknum Ikut Bermain

Respons dari pihak berwenang terkesan pasif. Kusnan, dari Direktorat Pengamanan Aset (Ditpam), saat diwawancarai, menyatakan bahwa kegiatan ini pada dasarnya ilegal. Namun, ia mengakui bahwa Ditpam tidak bisa bertindak sendiri. “Kita pun tidak bisa melakukan tindakan sendiri, paling tidak kalau hal seperti ini kan harus ada namanya, harus gabungan antara BP Batam, Ditpam, Polsek Nongsa, dan seluruh instansi terkait (Tim Terpadu),” jelasnya.

Pernyataan ini menimbulkan kesan bahwa penindakan terhadap kegiatan ilegal tersebut terbentur oleh koordinasi antar lembaga yang tidak berjalan.

Menariknya, di tengah polemik ini, muncul dugaan keterlibatan oknum wartawan yang “membekingi” aktivitas penambangan liar tersebut. Jika dugaan ini benar, hal ini merupakan pelanggaran serius terhadap Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ).

Baca Juga :  Terkait Cut And Full Penambangan Bauksit Yang Berada Di Wilayah Nongsa. Diduga Ada Permainan Oknum Wartawan

Sanksi pidana bisa menjerat oknum tersebut, karena ia menyalahgunakan profesinya, mencederai independensi, dan gagal menjalankan fungsi kontrol sosial yang seharusnya diemban oleh pers.

Dewan Pers sendiri menegaskan bahwa wartawan yang melakukan pemerasan atau tindakan ilegal lainnya tidak dilindungi oleh UU Pers dan penanganannya dapat diserahkan ke jalur pidana.

Kisah penambangan liar di Nongsa ini menjadi cermin nyata dari karut-marut penegakan hukum dan lemahnya koordinasi antarinstansi. Di satu sisi, lingkungan terancam dan warga hidup dalam ketakutan.

Di sisi lain, para pelaku bisnis ilegal seolah mendapatkan “lampu hijau” untuk terus beroperasi, didukung oleh dugaan adanya oknum-oknum yang memanfaatkan situasi. Pertanyaannya kini, sampai kapan kondisi ini akan terus dibiarkan? Apakah benar ada pihak yang begitu berkuasa hingga bisa melangkahi hukum di Batam?. [ALBAB]

Berita Terkait

Bea Cukai Batam Gulung Sindikat Penyelundupan Narkoba, Emas, dan Handphone
Deteksi Dini Gangguan Kemanan dan Ketertiban, Rutan Batam Laksanakan Razia Gabungan
Menyoal Pembiaran Tambang Ilegal: Apatisme Aparat dan Bahaya di Depan Mata
Sindikat penipuan hipnotis internasional terbongkar, dua WNA asal Tiongkok ikut terlibat
Kejanggalan di Balik Senyapnya Aparat: Game Zone 97 Beroperasi di Bawah Bayang-Bayang Dugaan Judi
Wakapolresta Barelang Hadiri Kunjungan Kerja Menteri Lingkungan Hidup di Kota Batam
Panji Perlawanan Berkibar, Gordon Silalahi Resmi Melancarkan Serangan Balik dengan Mengguncang Arena Pertempuran Hukum
Kapolda Kepri, Ketua Ombudsman RI Tinjau Dapur SPPG Polda Kepri

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:19 WIB

Dituduh Curi Dokumen di Hotel Miliknya, Pasutri Pemilik Hotel Menjerit Cari Keadilan

Rabu, 1 Oktober 2025 - 16:16 WIB

Pengabdian dan Prestasi, Dandim 1607/Sumbawa Pimpin Upacara Kenaikan Pangkat dan Purna Tugas

Rabu, 1 Oktober 2025 - 00:41 WIB

DARAH PENGKHIANAT G30S/PKI, DALAM LUKA KOLEKTIF DAN TANTANGAN GENERASI MUDA

Selasa, 30 September 2025 - 17:47 WIB

Selamat Menempuh Hidup Baru, Do,a Terbaik Untuk Kedua Mempelai Semoga Terpilih Menjadi Pasangan yang Bahagia

Sabtu, 27 September 2025 - 12:05 WIB

FISIP Unwar Gelar Pengabdian Masyarakat di Desa Lebih: Aksi Bersih Pantai hingga Edukasi Lingkungan

Selasa, 23 September 2025 - 09:23 WIB

Dipandang Perlu Pemerintah dan DPR Dapat Mencari Solusi Lain untuk Meningkatkan Efektivitas Perampasan Aset Terpidana Korupsi

Selasa, 23 September 2025 - 04:38 WIB

Geram “Anak Timur ” Kerap Jadi Sasaran, Pembina Flobamora Bali Minta APH Tangkap dan Proses Hukum Pelaku Onar

Senin, 22 September 2025 - 07:51 WIB

Disupport Wayan Suyasa Rapat DPW FBN RI Bali, Sepakati Pelantikan Berlangsung Dibulan Oktober

Berita Terbaru