Aksi Solidaritas Mahasiswa di Gedung DPRA Berakhir dengan Tindakan Represif Aparat

Siwah Rimba

- Redaksi

Jumat, 30 Agustus 2024 - 08:47 WIB

50131 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Banda Aceh, 29 Agustus 2024 – Aksi protes yang digelar oleh mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada Kamis sore berubah menjadi momen penuh ketegangan dan berakhir dengan tindakan represif dari aparat keamanan. Aksi yang dimulai sekitar pukul 15.00 WIB ini melibatkan ratusan mahasiswa dari berbagai kampus di Aceh, yang turun ke jalan untuk menyuarakan tuntutan mereka.

*Jalannya Aksi*

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Massa aksi tiba di depan gedung DPRA sekitar pukul 15.00 WIB dan langsung memulai orasi. Mereka menyuarakan berbagai isu krusial yang mereka rasa belum mendapatkan perhatian yang serius dari para wakil rakyat. Dalam orasi yang bergema di sepanjang jalan utama, mahasiswa menyampaikan aspirasi terkait kebijakan-kebijakan publik yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat serta menuntut transparansi dan akuntabilitas dari pemerintah.

Sekitar pukul 17.30 WIB, ketegangan meningkat saat mahasiswa mendesak agar pintu gedung DPRA dibuka agar mereka bisa masuk dan menyampaikan aspirasi mereka langsung kepada anggota dewan. Namun, pihak kepolisian yang berjaga dengan ketat di lokasi menolak permintaan ini dan bersikeras tidak akan membuka pintu gedung. Hal ini memicu kemarahan di kalangan demonstran.

Baca Juga :  Polda Aceh Gelar Senam Kesehatan Di Lapangan Apel Polda Aceh.

*Situasi Memanas*

Ketika dialog antara perwakilan mahasiswa dan pihak kepolisian tidak membuahkan hasil, massa aksi mulai melakukan tindakan lebih agresif dengan membakar ban dan memblokade jalan utama di depan gedung DPRA. Suasana semakin panas ketika massa aksi merasa tidak ada niat baik dari pihak kepolisian untuk mendengarkan aspirasi mereka. Orasi semakin lantang, dengan mahasiswa mengecam sikap aparat yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat.

Sekitar pukul 18.00 WIB, situasi memuncak ketika aparat kepolisian mulai melakukan upaya untuk membubarkan massa. Dalam proses tersebut, terjadi bentrokan fisik antara mahasiswa dan aparat keamanan yang berujung pada penangkapan 16 orang mahasiswa. Mereka ditangkap dengan tuduhan melakukan tindakan anarkis dan melawan aparat.

*Tuntutan Mahasiswa*

Pasca penangkapan, mahasiswa yang tergabung dalam aksi solidaritas ini mengeluarkan beberapa tuntutan yang mendesak untuk segera dipenuhi:

1. *Pembebasan segera dan tanpa syarat* bagi 16 mahasiswa yang ditangkap dalam aksi tersebut.
2. *Mengutuk keras tindakan represif* yang dilakukan oleh pihak kepolisian, yang dinilai sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak-hak sipil dan demokrasi.
3. *Mendesak Kapolda Aceh* untuk mencopot Kapolresta Banda Aceh atas tindakan represif yang terjadi selama aksi.
4. *Mengajak seluruh rakyat Aceh* dan kelompok-kelompok besar untuk bergabung dalam gerakan Front Rakyat Menggugat, sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan.
5. *Mengimbau semua golongan* untuk bersatu dan bergerak bersama dalam memperjuangkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan.

Baca Juga :  Ada Yang Menarik Dalam Debat Cagub Dan Cawagub Aceh 2024. Afdhal Berikan Pandangan Politiknya.

*Seruan Aksi Lanjutan*

Mahasiswa juga menyatakan bahwa aksi ini bukanlah akhir dari perjuangan mereka. Mereka bertekad untuk terus melanjutkan perjuangan hingga tuntutan mereka dipenuhi. Mereka juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif dalam gerakan ini, dengan harapan dapat membangun solidaritas yang lebih luas dan kuat.

Aksi ini menegaskan komitmen mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan dan hak-hak rakyat, meski harus berhadapan dengan kekuatan aparat. Tindakan represif yang mereka hadapi tidak akan menyurutkan semangat juang mereka, melainkan semakin menguatkan tekad untuk terus berjuang.(tim)

Berita Terkait

Kapolda Aceh Marzuki Ali Basyah Resmi Sandang Pangkat Irjen
Truk Tangki CPO Rusak Jalan Nasional, KPA Dorong Investasi Pelabuhan CPO untuk Solusi Jangka Panjang
Paskibraka Gayo Lues: Sebuah Langkah Taktis Menuju Cita-Cita
Kolaborasi Strategis TNI dan Satgas Swasembada Pangan di Aceh
Latsar Calon ASN Kemenkumham Aceh: Fondasi Integritas di Era Disrupsi
Gayo Lues Siap Perangi Stunting dan Perkuat Keluarga dengan Anggaran DAK BKKBN 2025
SWI Aceh Mengutuk Keras Penyerangan Terhadap Jurnalis dan Pengurus IWOI Di Aceh Besar
Benteng Pertahanan Narkoba Gayo Lues Kokoh: 640 Kg Ganja Berhasil Diamankan!

Berita Terkait

Kamis, 2 Oktober 2025 - 10:59 WIB

Tuha Peut Dua Desa di Geureudong Pase Resmi Dilantik, Warga Harap Jadi Penjaga Aspirasi

Sabtu, 27 September 2025 - 16:51 WIB

Sekda Aceh Utara Hadiri Acara Puncak Bulan Bakti Karang Taruna 2025

Kamis, 25 September 2025 - 13:04 WIB

Wakil Rektor I UIN SUNA Lhokseumawe Tegaskan Wisuda Bukan Akhir, Melainkan Awal Pengabdian

Rabu, 24 September 2025 - 22:54 WIB

AKP Dr. Boestani: Dari Perwira Masa Konflik, Kini Menjadi Sosok Inspiratif di Aceh Utara

Selasa, 23 September 2025 - 20:28 WIB

Meriahkan Bulan Bakti, Karang Taruna Aceh Utara Gelar Sosialisasi Pencegahan Stunting

Senin, 22 September 2025 - 12:15 WIB

TNI Peduli: Danramil 27 Geureudong Pase Berikan Bantuan Sembako kepada Warga Kurang Mampu di Desa Binaan

Senin, 22 September 2025 - 09:56 WIB

Danramil 27 Aceh Utara Jadi Inspektur Upacara di SMAN 1 Geureudong Pase

Sabtu, 20 September 2025 - 21:47 WIB

Meriahkan Bulan Bakti Karang Taruna Aceh Utara: Kemensos Adakan Pengobatan Gratis

Berita Terbaru

GAYO LUES

Gayo Lues: Ikrar Abadi di Kaki Leuser

Kamis, 2 Okt 2025 - 08:07 WIB