Aceh Utara – Air Terjun Tujuh Bidadari, sebuah destinasi wisata alam yang terletak di Desa Pulo Meuria, Kecamatan Geureudong Pase, Kabupaten Aceh Utara, menyimpan potensi luar biasa sebagai magnet pariwisata. Dikenal karena keindahan alaminya dan suasana asri yang masih terjaga, air terjun ini menjadi tujuan favorit wisatawan lokal, meskipun pengelolaannya masih minim dan jauh dari sentuhan serius pemerintah.
Air terjun ini terdiri dari tujuh curuk telaga dan tujuh tingkatan aliran air yang jatuh dari tebing bebatuan, membentuk panorama yang memukau dan suasana yang menenangkan. Di balik namanya yang unik, legenda masyarakat setempat menyebutkan bahwa air terjun ini dahulu menjadi tempat mandinya tujuh bidadari kayangan, yang turun ke bumi karena terpikat oleh kejernihan air dan keindahan alam sekitarnya. Namun, di balik pesonanya, kondisi infrastruktur menuju lokasi masih memprihatinkan.
Akses jalan yang sempit, berlubang dan terjal menjadi kendala besar bagi kenyamanan wisatawan. Warga sekitar dan pelaku wisata lokal telah berinisiatif melakukan perbaikan secara swadaya, namun kemampuan mereka terbatas.
Sangat dibutuhkan regulasi dan dukungan kebijakan dari pemerintah daerah untuk memberikan perhatian, menjaga kelestarian alam sekaligus meningkatkan kualitas layanan wisata ini.
Air Terjun Tujuh Bidadari berpotensi besar menjadi ikon wisata alam di Aceh Utara jika dikembangkan secara berkelanjutan. “Perlu kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta untuk membangun infrastruktur, menyediakan pelatihan SDM pariwisata, agar wisata alam ini cepat maju dan berkembang.
Dengan meningkatnya tren wisata berbasis alam dan budaya, Air Terjun Tujuh Bidadari seharusnya tidak hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut, melainkan mendapat prioritas dalam agenda pembangunan pariwisata daerah.
Pemerintah diharapkan segera turun tangan, tidak hanya dengan bantuan dana, tetapi juga dengan kebijakan dan pendampingan teknis agar destinasi ini benar-benar bisa menjadi kebanggaan dan sumber ekonomi masyarakat setempat. [MUHADAR]