Batam. Malam itu, Rabu, 1 Oktober 2025, Warung Bengkong Polisi 02 WR 11 No.34A, yang sekaligus menjadi kediaman seorang jurnalis, Megawati, tak ubahnya seperti kanvas yang tiba-tiba terkoyak.

Sebuah cerita suram tentang pembobolan merangkak masuk, meninggalkan luka goresan senilai Rp5,5 juta—kerugian yang bukan sekadar angka, melainkan rasa aman yang runtuh.
Kronik Sebuah Kehilangan
Megawati, seorang warga yang juga aktif sebagai pewarta, bersama suaminya menutup warungnya pada pukul 22.00 WIB, dengan asumsi warisan hari itu aman tersimpan.
Dalam rutinitas malam yang hening di Jalan Ranai Asrama Polisi, Kelurahan Tanjung Buntung, mereka terlelap. Namun, detail-detail kecil yang terlewat rupanya menjadi celah.
Pukul 04.00 WIB, Megawati sempat terjaga, tetapi tak ada yang terasa janggal. Baru pada subuh pukul 05.00 WIB, saat warung seharusnya kembali menyambut pagi, ia menyadari kekosongan yang mencolok.
Sebuah tas coklat yang berisi ponsel Redmi dan uang tunai senilai Rp3 juta telah lenyap.
Namun, kerugian tak berhenti di ruang tidur. Di etalase warung yang biasanya penuh dengan persediaan untuk penghidupan, tersisa lubang-lubang kosong. Sebanyak 20 bungkus rokok berbagai merek, komoditas dagang yang menjadi denyut nadi usaha kecil itu, juga raib digondol maling.
Arsitektur Aksi dan Jejak yang Tertinggal
Pelaku, dengan perhitungan yang matang dan mungkin kepanikan yang tersembunyi, diduga kuat masuk melalui jalur yang tak terduga: jendela belakang rumah. Sebuah investigasi mandiri yang dilakukan Megawati dan suaminya mengungkap jejak yang terstruktur di balik aksi pencurian ini.
Di luar jendela yang terbuka paksa itu, tergeletak sebuah tangga. Alat sederhana itu menjadi bukti tak terbantahkan tentang bagaimana si maling memanjat, menembus privasi, dan merampas kepemilikan.
Seolah-olah rumah itu, yang seharusnya menjadi benteng terakhir, telah dikhianati oleh salah satu dindingnya sendiri.
Total kerugian finansial akibat raibnya uang, ponsel, dan puluhan bungkus rokok itu diprediksi mencapai Rp5,5 juta, sebuah pukulan telak bagi penghidupan keluarga tersebut.
Seruan dan Harapan yang Menggantung
Kejadian ini tidak hanya menimpa seorang warga, tetapi juga salah satu kolega media di Batam. Resonansi rasa resah pun meluas. “Kami berharap aparat penegak hukum segera menangkap pelaku.
Kami merasa resah selama pencuri ini belum tertangkap,” ujar Megawati, suaranya sarat dengan harapan agar rasa aman segera dipulihkan.
Kasus yang menyinggung profesi pewarta ini lantas mendapat atensi dari sejumlah awak media setempat. Mereka menyuarakan desakan kepada pihak kepolisian, khususnya Polsek Bengkong, untuk segera mengusut tuntas perkara ini.
Tindakan tegas yang sesuai hukum diyakini menjadi kunci untuk meredakan keresahan dan menutup babak suram pembobolan yang telah merusak arsitektur ketenangan di kawasan Bengkong tersebut.
Kepastian hukum dan penangkapan pelaku kini menjadi pijakan harapan, agar jendela yang pernah menjadi jalur kejahatan itu dapat kembali menjadi sekadar bukaan untuk udara pagi. [ALBAB]





































