Subullussalam – Kabar mengejutkan terkait dugaan pelecehan terhadap tiga anak di bawah umur oleh oknum dari PT Asdal sempat menghebohkan warga Subulussalam, Aceh. Perusahaan yang beroperasi di Desa Lae Langge, Kecamatan Sultan Daulat, dituduh menelanjangi ketiga anak tersebut saat mereka berada di area perkebunan kelapa sawit milik perusahaan, Sabtu (16/08/2025) Kemaren.
Namun, hasil investigasi yang dilakukan oleh Ketua Ormas Perkumpulan Pedang Keadilan (P-PKP) Subulussalam, Putra Nasrullah, justru mengungkap fakta berbeda dari apa yang ramai diberitakan.
Dalam klarifikasi resminya, pihak PT Asdal membantah keras tudingan pelecehan tersebut. Menurut keterangan perusahaan, pada tanggal 24 Juli 2025 sekitar pukul 13:48 WIB, seorang asisten lapangan hanya menegur tiga anak yang tertangkap mengambil brondolan dan buah kelapa sawit secara ilegal dari perkebunan.
> “Saya hanya menegur dan menyuruh ketiga anak tersebut pulang, beserta brondolan yang mereka ambil,” jelas asisten abdeling dua PT Asdal kepada media.
PT Asdal menilai pemberitaan yang berkembang telah tidak akurat dan tidak berimbang, serta berpotensi mencemarkan nama baik perusahaan dan memicu isu SARA.
Pengakuan Anak dan Bukti Foto Bantah Isu Penelanjangan
Dalam investigasi lapangan, Ketua Ormas P-PKP berhasil mewawancarai dua dari tiga anak yang terlibat dalam insiden tersebut. Keduanya mengakui bahwa mereka hanya ditegur karena mengambil brondolan sawit tanpa izin dan kemudian disuruh pulang.
> “Kami disuruh pulang sambil bawa brondolan. Kami pulang sambil ketawa dan lari,” ujar salah satu anak.
Salah satu anak bernama Ramli sempat menyebut bahwa mereka disuruh duduk setelah menanggalkan pakaian. Namun, pernyataan tersebut gugur setelah muncul dokumentasi foto yang memperlihatkan bahwa ketiga anak tersebut masih berpakaian lengkap saat diminta duduk oleh pihak perkebunan.
Selain itu, Kepala Desa Lae Langge serta dua orang ibu dari anak-anak tersebut menyatakan bahwa mereka tidak melihat langsung kejadian anak-anak pulang tanpa celana, seperti yang sempat diberitakan sebelumnya.
Kejanggalan dan Motif di Balik Isu
Putra Nasrullah mencatat sejumlah kejanggalan yang mengindikasikan adanya dugaan manipulasi informasi:
Laporan kejadian baru dibuat pada 5 Agustus, 12 hari setelah insiden.
Klaim soal penelanjangan terbantahkan oleh bukti visual.
Kepala desa memberikan pernyataan seolah mengetahui kejadian, padahal tidak menyaksikan langsung.
Anak-anak pulang dalam kondisi ceria, namun disebut merengek oleh ibu mereka di malam hari.
Kedua ibu korban mengaku tidak ingin memperpanjang masalah, asalkan PT Asdal memberikan kompensasi yang adil.
PT Asdal mengimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi oleh isu yang belum terbukti kebenarannya dan menegaskan bahwa tuduhan pelecehan merupakan fitnah yang tidak berdasar.
Pihak perusahaan juga mempertimbangkan untuk mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak yang diduga menyebarkan informasi palsu, demi menjaga reputasi dan kestabilan sosial di lingkungan sekitar perusahaan. Reporter: ER.K Media: [oposisi News86]