Dua Dekade Aceh Damai, Kesejahteraan dan Ketimpangan Masih Menyelimuti Rakyat

Siwah Rimba

- Redaksi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 13:39 WIB

5093 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Opini – Dua puluh tahun sudah Aceh menandatangani perjanjian damai yang mengakhiri konflik panjang dan penuh darah. Dentuman senjata digantikan riuh pasar, wajah-wajah pucat ketakutan berganti senyum anak-anak yang berlarian di jalan kampung. Namun, di balik potret damai itu, ada ironi yang tak pernah pudar: kesejahteraan dan ketimpangan masih menjadi selimut tebal yang menutupi mimpi rakyat Aceh.

Dana otonomi khusus yang mengalir triliunan rupiah tiap tahun seharusnya menjadi pengungkit ekonomi, membuka lapangan kerja, dan membangun infrastruktur yang layak. Namun, fakta di lapangan menunjukkan jurang kesenjangan yang menganga.

Ditengah gedung-gedung pemerintahan yang megah, masih banyak desa yang akses jalan rusak dan terputus, sekolah dengan fasilitas yang kurang memadai, fasilitas kesehatan yang jauh dari kesempurnaan, dan deretan rumah reot masyarakat miiskin yang tak layak huni.

Ironi semakin terasa ketika laporan resmi menunjukkan angka kemiskinan Aceh bertahan di papan atas nasional. Banyak keluarga masih hidup dari hasil tani subsisten, nelayan bergantung pada laut yang tak lagi ramah, dan generasi muda merantau karena lapangan kerja di tanah sendiri semakin sempit.

Dua dekade damai seharusnya cukup waktu untuk menata fondasi kesejahteraan. Namun, yang terlihat justru birokrasi gemuk, elite politik yang sibuk berbagi kursi, dan kebijakan yang lebih sering memanjakan kelompok tertentu ketimbang mensejahterakan rakyat secara merata.
Damai tanpa keadilan sosial hanyalah ketenangan semu ibarat luka yang tertutup kulit, namun membusuk di dalam.

Baca Juga :  KIP Aceh Utara Diduga Menzalimi Ridwansyah Anggota PPK Matangkuli

Kini, Aceh dihadapkan pada pertanyaan yang tak bisa lagi dihindari: apakah damai ini akan kita biarkan menjadi monumen tanpa makna, atau kita jadikan tonggak untuk menghapus ketimpangan?
Dua dekade sudah terlewati. Rakyat Aceh tak hanya ingin hidup tanpa konflik, mereka ingin hidup dengan martabat, kesejahteraan, dan kesempatan yang setara.

Penulis: Siwah Rimba

Berita Terkait

Sertifikasi Guru Madrasah di Aceh Utara Selalu Molor, Kemenag Janji Cair “Segera”
Sulaiman Terpilih Sebagai Geuchik Gampong Peudari, Warga Sambut Dengan Harapan Baru
Masyarakat Geureudong Pase Dikhianati, Tokoh Masyarakat: PT Perkebunan Satya Agung Penjajah
Tekan Inflasi Pangan, Kodim 0103/Aceh Utara Gelar Pasar Murah di Geureudong Pase
Membongkar Dana PIP SDN 4 Nibong: Jejak Dugaan Penyelewengan dan Pengkhianatan Terhadap Siswa Kurang Mampu
Baru Diperbaiki, Jalan Lintas Nasional di Lhokseumawe Masih Dipenuhi Lubang Maut
Kebakaran Rumah di Aceh Utara Terungkap, Dua Tersangka Diamankan
BLT Tak Kunjung Cair, Geuchik Blang Majron Aceh Utara Ditegur Keras Tuha Peut

Berita Terkait

Sabtu, 13 September 2025 - 19:43 WIB

TNI Hadir di Tengah Warga: Koramil 1607-02/Empang Gencarkan Patroli Keamanan

Sabtu, 13 September 2025 - 17:19 WIB

‎Dandim 1607/Sumbawa Bersama Ketua Persit KCK Hadiri HUT Pepabri ke-66 di Sumbawa ‎

Jumat, 12 September 2025 - 13:04 WIB

‎Menjelang HUT ke-80 TNI, Koramil Lunyuk Gelar Karya Bhakti TNI Prima di Wilayah Binaan ‎

Jumat, 12 September 2025 - 12:59 WIB

‎Dandim 1607/Sumbawa Bersama Forkopimda Sambut Wamen PKP di Bandara Sultan Kaharuddin IV ‎

Kamis, 11 September 2025 - 20:19 WIB

HUT PMI ke-80 di Sumbawa, Dandim 1607 Tanam Pohon dan Ajak Perkuat Semangat Kemanusiaan

Kamis, 11 September 2025 - 15:32 WIB

Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Agung, Kasdim 1607/Sumbawa Tekankan Nilai Persatuan

Kamis, 11 September 2025 - 15:29 WIB

Koramil 1607-01/Sumbawa Kawal Program Makan Bergizi untuk 3.711 Pelajar Unter Iwis

Kamis, 11 September 2025 - 08:15 WIB

Syiar Islam di Alas Barat, Babinsa Bersama Warga Meriahkan Lomba Solawatan

Berita Terbaru