ACEH UTARA – Provinsi Aceh yang dikenal sebagai salah satu daerah istimewa dengan otonomi khusus di Indonseia , setelah gencatan senjata / perdamaian tahun 2005 lalu .
Sejak tahun 2008 – 2021 , Aceh sudah menikmati kucuran dana otonomi khusus dari pemerintah pusat sebesar Rp 88, 43 triliun , tetapi seribu kali sayang anggaran yang begitu fantastis belum mampu menanggulangi kemiskinan secara keseluruhan di provinsi paling barat negeri ini.
Hal tersebut di buktikan oleh keadaan ibu Suryani (43) warga Desa Pulo Meuria , Dusun Bukit Sandi , Kecamatan Geureudong Pase , Aceh Utara , Salah satu janda dari sekian banyak masyarakat miskin Aceh Utara yang belum tersentuh bantuan pemerintah.
Nani Suryani janda tiga anak yang usia anaknya sekira duduk di bangku Sekolah Dasar , yang salah satu anaknya mengalami disabilitas sejak lahir tinggal di gubuk yang berukuran 3 × 4 meter berlantai tanah , berdinding kayu rongsokan yang sudah lapuk dan beratap daun rumbia yang sudah mulai bocor , hanya bisa pasrah dengan keadaan .
Janda yang berprofesi sebagai tukang jaga anak orang ini kepada media ,selasa 26 /3/2024 menuturkan , dirinya hanya bisa pasrah pak dengan keadaan .
” saya hanya bisa pasrah saja pak , mau bagai mana lagi saya tidak bisa bekerja seperti orang lain karena saya harus menjaga anak saya yang disabilitas ini , saya cuma bisa bekerja menjaga dua orang anak tetangga saya dengan upah Rp 10 ribu untuk satu orang anak , dan satu harinya saya mendapat gaji Rp 20 ribu ” tutur nya dengan linangan air mata.
Suryani melanjutkan , walau tidak cukup ,ya harus saya cukupkan karena memang segitu yang bisa saya hasilkan untuk anak saya , dan ketiga anak saya satupun tidak ada yang sekolah , karena saya tidak mampu membeli baju seragam untuk mereka , untuk makan kami saja susah .
Dari pemerintah Desa saya hanya mendapat bantuan BLT itu pun tidak bisa mencukupi kebutuhan kami .
Saya mengharapkan kepada pemerintah Daerah ( Pemda ) Aceh Utara , Baitul mal Aceh Utara mohon perhatiannya untuk kami , yang sangat kami butuhkan saat ini adalah tempat tinggal yang nyaman , karena dinding rumah kami sudah lapuk dan bolong saya takut kalau malam masuk binatang berbisa yang membahayakan keselamatan anak anak , kami mohon kepada pemerintah daerah agar membangun satu unit rumah yang layak untuk kami tempati ” pungkasnya penuh harap.
Sementara Guesyik Gampong Pulo Meuria Hasraruddin saat di konfirmasi media ini membenarkan keadaan Suryani , Guesyik menuturkan keadaan ibu suryani sangat memperihatinkan , dari pemerintah Desa kita sudah memberikan bantun BLT , tetapi untuk bantuan rumah belum bisa kami upayakan karena keterbatasan anggaran yang ada di Desa , dan apabila ada bantuan rumah untuk ibu Suryani dari Pemda Aceh Utara , Baitul Mal maupun dari Donatur , kami tidak sedikitpun menaruh keberatan dan kami sangat mendukung , semoga kedepan ibu Suryani mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi ,, pungkas Asraruddin.