Kantor Imigrasi Lhokseumawe Diduga Jadi Sarang Percaloan: Masyarakat Mengeluh, Transparansi Dipertanyakan

REDAKSI OPOSISI NEWS 86

- Redaksi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:47 WIB

5022 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lhokseumawe – Aroma tak sedap percaloan tercium dari balik dinding pelayanan publik Kantor Imigrasi Kelas II – TPI Lhokseumawe. Sejumlah warga mengaku harus merogoh kocek lebih dalam untuk mengurus paspor dan dokumen keimigrasian. Biaya yang dibayar, kata mereka, jauh di atas tarif resmi yang ditetapkan pemerintah.

Praktik percaloan di instansi pelayanan publik jelas bertentangan dengan semangat pasal 3 UU Pelayaran publik, yang menegaskan bahwa penyelenggara layanan wajib memberikan pelayanan cepat, mudah, terjangkau, dan transparan. Namun, di lapangan, prinsip itu seolah tak berdaya di hadapan sistem yang masih memberi ruang bagi permainan oknum.

Informasi ini diungkapkan oleh salah satu warga berinisial M, yang pernah mengurus dokumen keimigrasian disana, menurutnya praktik ini melibatkan oknum pegawai internal dan petugas security (22/10/25).

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Katanya sudah online, tapi masih bisa diproses lewat calo dari pegawai mereka sendiri dari Imigrasi. ,” ujar M.

Ia menambahkan, sejumlah biaya yang dikenakan di luar tarif resmi, tidak masuk sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), namun diduga disetorkan langsung ke kantong pejabat.

Baca Juga :  Danrem 011/Lilawangsa Kunker Ke Kodim 0103/Aceh Utara, Tekankan Profesionalisme dan Etika Prajurit

M. menyoroti bahwa bagian Inteldakim (Intelijen dan Penindakan Keimigrasian) pun dinilai memproses dengan waktu yang lama. “Padahal, tarif resmi denda untuk paspor rusak atau hilang sudah jelas tertulis berdasarkan aturan PNBP,” katanya, sembari menunjukkan bahwa informasi biaya dan syarat resmi sudah ditempel di dinding kantor.

Lebih lanjut, disebutkan pula bahwa ada persyaratan tambahan tidak resmi yang diberlakukan kepada pemohon. Jika syarat tersebut tidak dapat dipenuhi, sejumlah uang diminta sebagai “pengganti”. Hal ini semakin menyulitkan masyarakat, terutama mereka yang sangat membutuhkan dokumen keimigrasian dengan cepat dan resmi,” pungkasnya kesal.

Bayangan Calo di Ruang Tunggu

Salah seorang sumber internal yang enggan disebut namanya mengakui adanya peran pihak pegawai internal dan security yang kerap “membantu” pemohon dengan imbalan tertentu. “Sudah lama begitu, yang bermain bukan orang luar, tapi yang memfasilitasi adalah orang dalam,” ujarnya.
Menurutnya, praktik semacam itu terjadi karena lemahnya pengawasan internal dan tingginya permintaan masyarakat terhadap pelayanan cepat.

Baca Juga :  Danrem 011/ Lilawangsa Didampingi Dandim 0103/Aceh Utara Destinasi Wisata Ke Air Terjun 7 Bidadari

Desakan Evaluasi dan Pengawasan

Masyarakat mendesak Kementerian Hukum dan HAM melalui Kantor Wilayah Aceh segera turun tangan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelayanan di Lhokseumawe. Audit internal, pengawasan lapangan, hingga sanksi tegas bagi oknum dinilai penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Wajah Buram Reformasi Birokrasi

Kasus di Lhokseumawe menjadi cermin betapa sulitnya membangun sistem pelayanan publik yang benar-benar bersih. Program digitalisasi dan transparansi biaya yang digembar-gemborkan belum sepenuhnya dirasakan warga di lapangan.

Sementara Kepala seksi teknologi informasi keimigrasian, Izhar Rizki , yang dikonfirmasi via WhatsApp pribadinya belum memberikan tanggapannya, hingga berita ini sampai di meja redaksi dan ditayangkan.
(SR)

Catatan redaksi: Hingga berita ini diturunkan, pihak Kantor Imigrasi Lhokseumawe belum memberikan tanggapan resmi meski upaya konfirmasi telah dilakukan melalui sambungan telepon.

[Muhadar, Kabiro Oposisi News86. com Lhokseumawe]

Berita Terkait

MTsN 4 Aceh Utara dan UIN SUNA Lhokseumawe Teken MoU Pengembangan Literasi dan Perpustakaan
Meneladani Kasih Nabi di Ruang Pelayanan: Maulid Penuh Makna di UPTD Puskesmas Murah Mulia
Persoalan Agraria Masyarakat Geureudong Pase Aceh Utara dengan PT Satya Agung Masih Meniti Jalan Buntu
Tuha Peut Dua Desa di Geureudong Pase Resmi Dilantik, Warga Harap Jadi Penjaga Aspirasi
Silaturrahmi Komandan Kodim dengan Kepala SPPG dan Owner Dapur MBG
Sekda Aceh Utara Hadiri Acara Puncak Bulan Bakti Karang Taruna 2025
Wakil Rektor I UIN SUNA Lhokseumawe Tegaskan Wisuda Bukan Akhir, Melainkan Awal Pengabdian
AKP Dr. Boestani: Dari Perwira Masa Konflik, Kini Menjadi Sosok Inspiratif di Aceh Utara

Berita Terkait

Jumat, 24 Oktober 2025 - 22:47 WIB

Kantor Imigrasi Lhokseumawe Diduga Jadi Sarang Percaloan: Masyarakat Mengeluh, Transparansi Dipertanyakan

Kamis, 9 Oktober 2025 - 21:30 WIB

Meneladani Kasih Nabi di Ruang Pelayanan: Maulid Penuh Makna di UPTD Puskesmas Murah Mulia

Jumat, 3 Oktober 2025 - 13:40 WIB

Persoalan Agraria Masyarakat Geureudong Pase Aceh Utara dengan PT Satya Agung Masih Meniti Jalan Buntu

Kamis, 2 Oktober 2025 - 10:59 WIB

Tuha Peut Dua Desa di Geureudong Pase Resmi Dilantik, Warga Harap Jadi Penjaga Aspirasi

Rabu, 1 Oktober 2025 - 21:31 WIB

Silaturrahmi Komandan Kodim dengan Kepala SPPG dan Owner Dapur MBG

Sabtu, 27 September 2025 - 16:51 WIB

Sekda Aceh Utara Hadiri Acara Puncak Bulan Bakti Karang Taruna 2025

Kamis, 25 September 2025 - 13:04 WIB

Wakil Rektor I UIN SUNA Lhokseumawe Tegaskan Wisuda Bukan Akhir, Melainkan Awal Pengabdian

Rabu, 24 September 2025 - 22:54 WIB

AKP Dr. Boestani: Dari Perwira Masa Konflik, Kini Menjadi Sosok Inspiratif di Aceh Utara

Berita Terbaru