Jakarta, 4 September 2025 — Presiden Prabowo Subianto hari ini memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, sebuah pertemuan yang dirancang dengan presisi layaknya cetak biru (blueprint) arsitektur, untuk meninjau dan merumuskan strategi responsif terhadap tantangan nasional.
Rapat ini dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan para menteri Kabinet Merah Putih, menandai sebuah pendekatan kepemimpinan yang berfokus pada detail dan eksekusi terstruktur.
Dalam sesi yang berfokus pada arsitektur ekonomi nasional, Presiden Prabowo menyoroti dua pilar utama: stabilitas inflasi dan pemerataan investasi.
Presiden memberikan instruksi spesifik kepada Menteri Dalam Negeri dan jajaran terkait untuk menjaga inflasi tetap di bawah ambang dua persen.
Arahan ini bukan sekadar target, melainkan sebuah rencana strategis yang meminta aksi nyata di lapangan. Target ini menjadi fondasi yang kokoh untuk menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika ekonomi global yang tidak menentu.
Terkait investasi, Presiden Prabowo meminta Tim Ekonomi untuk memastikan bahwa semua proyek investasi yang berjalan harus memberikan dampak merata terhadap penciptaan lapangan kerja di seluruh wilayah Indonesia.
Presiden secara tegas menolak model pembangunan yang berpusat di Jakarta. Filosofi ini mencerminkan arsitektur pembangunan yang ingin menciptakan “kota-kota mandiri” secara ekonomi di seluruh Tanah Air, bukan sekadar sebuah metropole yang mendominasi.
Sektor infrastruktur menjadi agenda krusial berikutnya dalam rancangan strategis Kabinet Merah Putih.
Presiden Prabowo meminta Menteri Pekerjaan Umum untuk melakukan percepatan perbaikan fasilitas umum yang rusak akibat demonstrasi anarkis pekan lalu. Perintah ini menekankan pentingnya respons yang cepat dan efisien.
Seperti seorang arsitek yang segera memperbaiki bagian struktur yang rusak, Pemerintah memprioritaskan pemulihan fasilitas publik agar aktivitas masyarakat dapat kembali normal tanpa hambatan.
Perbaikan ini dianggap sebagai investasi langsung untuk kenyamanan dan keamanan publik, sebuah elemen vital dalam arsitektur sosial yang stabil.
Keseluruhan rapat ini mencerminkan filosofi kepemimpinan yang berorientasi pada hasil, dengan setiap arahan berfungsi sebagai elemen struktural yang saling terhubung dalam membangun Indonesia yang lebih kuat, stabil, dan merata.