Jakarta – Dalam kegiatan Commander Wish yang diselenggarakan di GOR Balai Besar Rehabilitasi BNN, Lido, Jawa Barat, BNNK Gayo Lues menorehkan prestasi signifikan. Pada Kamis, 11 September 2025, Kepala BNNK Gayo Lues, Fauzul Iman S.T., M.Si, menerima penghargaan langsung dari Kepala BNN RI, Komjen Pol Suyudi Ario Seto S.H., S.I.K., M.Si. Penghargaan ini menjadi simbol keberhasilan dari sebuah mahakarya program yang terstruktur rapi: Grand Design Alternative Development (GDAD).
Alih-alih hanya berfokus pada pendekatan represif, program ini menciptakan arsitektur sosial-ekonomi yang kokoh, menggantikan tanaman ganja dengan komoditas pertanian yang berkelanjutan. Di Gayo Lues, program ini berhasil membangun fondasi ekonomi baru berbasis kopi, membuktikan bahwa pendekatan humanis dan pemberdayaan adalah kunci dalam mengatasi masalah narkotika.
Dalam arahannya, Kepala BNN RI, Komjen Pol Suyudi Ario Seto, menggarisbawahi tiga pilar utama yang menjadi pondasi kepemimpinannya: integritas, sinergitas, dan soliditas. Ia menekankan bahwa untuk mewujudkan visi Indonesia Bersinar (Bersih Narkoba), setiap elemen BNN harus bergerak seirama, seperti sebuah tim konstruksi yang solid.
Komjen Suyudi juga memaparkan tiga misi strategis yang menjadi peta jalan BNN ke depan: pertama, peningkatan keamanan melalui kebijakan P4GN yang lebih berkualitas:
kedua, pemulihan & rehabilitasi yang lebih efektif bagi penyalahguna narkoba; dan ketiga, transformasi kelembagaan yang proaktif dan kolaboratif melalui transformasi digital, selaras dengan visi Indonesia Emas 2045. Strategi yang ia sebut sebagai War on Drugs for Humanity ini menunjukkan komitmen BNN untuk bertindak tegas terhadap para bandar, namun tetap mengedepankan pendekatan humanis bagi penyalahguna.
Kepala BNNK Gayo Lues, Fauzul Iman, memaparkan secara rinci tahapan pembangunan program GDAD, yang ia analogikan sebagai sebuah proyek konstruksi jangka panjang. Tahap Fondasi (2016-2018) berfokus pada pembangunan kepercayaan dengan pemangku kepentingan dan masyarakat.
Tahap Konstruksi Awal (2018) dimulai dengan penanaman perdana kopi di lahan seluas 100 hektar, memberdayakan 100 petani mantan penanam ganja. Proyek ini diperluas secara masif pada tahap Perluasan (2019-2022), mencapai total 2.120 hektar yang dikelola oleh 2.110 petani. Program ini tidak hanya berfokus pada produksi, tetapi juga membangun infrastruktur pemasaran pada tahap Finishing & Pemasaran Global (2022-2023).
Pembentukan Koperasi Kopi Merah Putih Gayo Lues Bersinar membuka jalan bagi biji kopi arabika Gayo untuk diekspor ke mancanegara, bahkan menembus pasar global seperti Starbucks.
Puncaknya, pada 2023, 1.007 petani mendapatkan sertifikasi dari Sustainable Development Service, menjamin kualitas produk untuk pasar ekspor.
Proyek terus berlanjut pada tahap Pemeliharaan & Pengembangan (2024), dengan fokus pada pembibitan, pengembangan agrowisata, dan kebun percontohan.
Program GDAD kini telah bertransformasi dari sekadar solusi alih profesi menjadi arsitektur ekonomi yang kokoh.
Keberhasilannya tidak hanya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat, tetapi juga menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Gayo Lues. Ini adalah bukti nyata bahwa pendekatan humanis yang terstruktur dan terperinci dapat membangun masa depan yang lebih baik, satu pondasi pada satu waktu. []