Aceh Tenggara – Ada apa di balik lonjakan harga beras yang meresahkan masyarakat? Bupati Aceh Tenggara (Agara), H.M. Salim Fakhry, S.E.M.M., tak tinggal diam.
Hari ini, ia hadir langsung dalam Operasi Pasar beras premium yang digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Aceh di Pekan Lawe Sigalagala.
Sebuah langkah vital untuk mengungkap biang kerok melambungnya harga dan sekaligus menjadi solusi di tengah ancaman kekeringan.
Dalam sambutannya yang blak-blakan, Bupati Salim Fakhry membuka tabir di balik harga beras yang melambung. “Harga gabah di tingkat petani sudah tembus Rp4.800 hingga Rp4.900 per kilogram, bahkan tengkulak berani bayar Rp5.200 per kilogram!” ujarnya. Rabu (30/07/2025).
Angka fantastis ini membuat petani rela menjual seluruh hasil panennya, tanpa sisa untuk konsumsi pribadi.
Namun, bukan hanya itu yang menjadi fokus Bupati. Ia juga menyoroti peran Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang sigap membantu, serta Bulog yang menampung jagung dengan harga stabil.
Di tengah situasi ini, ada satu ancaman lain yang tak kalah serius: musim kemarau. Bupati pun menyerukan kewaspadaan tinggi terhadap bahaya kebakaran, tak hanya dari kompor, tapi juga puntung rokok. Ia bahkan mengajak masyarakat untuk berdoa bersama agar hujan segera turun.
Senada dengan Bupati, Dandim 0108/Agara, Letkol (czi) Aryo Murdyantoro, S.T., juga memberikan pernyataan tegas. Ia meminta warga untuk tertib dan sabar dalam antrean beras, namun yang paling mencuri perhatian adalah peringatan kerasnya terkait pembakaran.
“Kalau ada nanti yang terbakar, kami akan minta pertanggungjawaban dari yang bersangkutan,” tegasnya, mengindikasikan keseriusan pihak berwajib dalam menghadapi potensi bencana kekeringan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Aceh Tenggara, M. Fadly, S.S.TP, mengungkap rincian menarik dari operasi pasar ini. Ini adalah hari kedua pelaksanaan, setelah sebelumnya sukses digelar di Tanjung Kecamatan Darul Hasanah.
Total, ada 9,8 ton beras yang disiapkan dengan subsidi pemerintah sebesar Rp6.000 per kilogram. Harganya pun sangat menggiurkan: beras premium 5 kilogram hanya Rp56.000, dan 10 kilogram Rp112.000. Sebuah angin segar di tengah gejolak harga.
Kehadiran sejumlah tokoh penting seperti Asisten I Setdakab Aceh Tenggara Drs. M. Ridwan Sekedang, anggota DPRK Arnold Napitupulu dan Gerlam Pandiangan, serta perwakilan dinas terkait hingga Kapolsek dan jajaran TNI, menunjukkan betapa seriusnya pemerintah menghadapi masalah ini.
Mampukah operasi pasar ini benar-benar menstabilkan harga dan mencegah dampak lebih buruk dari musim kemarau? Hanya waktu yang akan menjawab. []