Demi Keselamatan. Tim Ekspedisi Aceh Tracker Hentikan Upaya Menggapai Puncak Abong – Abong

REDAKSI OPOSISI NEWS 86

- Redaksi

Selasa, 18 Juli 2023 - 05:01 WIB

50464 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Gayo Lues, OPOSISI-NEWS,86.COM –
Setelah berjuang selama lebih 16 hari dari total 19 hari Pulang – Pergi (PP) merintis di jalur pendakian Gunung Abong-abong Kabupaten Gayo Lues, Dua (2) Ekspeditor Aceh Tracker Mahasiswa dari Universitas Syah Kuala bernama Said Murthaza (38) sebagai Teamleader bersama rekannya Sultan Refi Pobri Fonna (25) sebagai Sweeper akhirnya menghentikan upaya tersebut dikarenakan physical condition (kondisi fisik) yang belum adaptif dalam suhu dingin (5°C) ditambah dalam cuaca hujan deras di posisi terakhir dicapai.

Apalagi saat ini Kondisi angin kencang disertai hujan deras yang telah 5 hari berturut-turut mengguyur lereng tenggara tepatnya di Gunung Abong-abong yang didominasi hutan lumut dengan punggungan sempit menjadikan ini pendakian yang tergolong sulit bagi Aceh Tracker.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Upaya terbaik dalam merintis jalur yang berhasil dicapai “The Dynamic Duo” Aceh Tracker adalah pada jarak Kilometer 24+ jalur tersebut atau hanya kurang dari 2 KM menuju puncak Abong-abong tersebut.

Apalagi Jalur menuju Gunung Abong-abong juga dapat dilintasi dari rute Aceh Tengah sebagaimana yang telah dirintis Tim Mapala Leuser USK (1998), Mapala Metalik FE USK yang sukses Summits pada Tahun 2010 lalu berhasil digapai oleh Tim Hiwapatala Aceh.

Menurut pengakuan Tim Ekspedisi tersebut, pada saat melakukan pendakian, Aceh Tracker memastikan bahwa pada titik terakhir yang dicapai dalam upaya sebelumnya (Mei-Juni 2021) di KM 18 seterusnya belum pernah dilalui oleh manusia. Hal ini menjadikan 2 puncak Gunung yang berhasil dicapai dalam Ekspedisi Abong-abong 2023 ini yakni Pucoek Agam Sa (2305mdpl) dan Pucoek Agam Dua (2486mdpl) sebagai 1st Ascents atau pertama dicapai manusia.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah pendakian Gunung Aceh Tracker menerapkan taktik berbeda saat mencoba menggapai puncak (summits attack) Abong-abong pada jarak >7 KM yakni dengan metode “Ballistic Style” atau meluncurkan unit gerak cepat, terpadu, efektif, praktis dengan perbekalan minimalis menuju 3 puncak secara marathon.

Dalam terapannya, 2 Ekspeditor meninggalkan site camp yang diberi nama Camp Waded (2075mdpl) lengkap dengan perbekalan/alat yang tidak diperlukan menuju puncak target.

Baca Juga :  Jajaran Polsek Rikit Gaib Bersama Kepala Desa Dan Tokoh Masyarakat Gelar Kegiatan Jum'at Curhat

Dalam Skema waktu yang dibatasi 4 hari maksimum pola Ballistic Style, Aceh Tracker mampu menapaki puncak Pucoek Agam Sa (tiba di puncak pada jam 12.05 WIB, 14 Juli 2023) dan mendirikan 1 Camp terakhir (terjauh) yang minimalis diberi nama Camp Doel (2375mdpl) di posisi terjauh di Km.23 atau berjarak kurang dari 800 M dari puncak Pucoek Agam Dua.

Sebagai Catatan, lintasan jalur setelah Camp Waded dan seterusnya, hanya dapat dipergunakan (sebagai shelter point) untuk tenda berkapasitas 2 orang karena jalur sangat sempit dengan
Vegetasi rapat dengan banyak terowongan lumut laluan binatang.

Menurutnya, Tim Ekspedisi tersebut, Pada hari berikutnya setelah berhasil memangkas jarak ke puncak Abong-abong menjadi kurang 4 km dari Camp Doel plus melewati puncak Pucoek Agam Dua (tiba jam 11.05 WIB 15 Juli 2023), Aceh Tracker optimis mampu mengejar target menyelesaikan jalur Abong-abong jika cuaca cerah. Namun alam belum mengizinkan dimana setelah berjibaku merintis jalur laluan satwa meter demi meter, trowongan lumut (hanya bisa dilewati sambil tiarap) semakin sering dijumpai, dalam kondisi suhu dingin dan hujan akhirnya setelah memikirkan secara matang tentang keselamatan diri dan menyingkirkan obsesi gapai puncak jika na’udzubillah tidak bisa pulang dengan selamat, pada pukul 15.05 WIB di titik Km 24 (2600mdpl) Operasi capai puncak Abong-abong resmi ditutup dan selanjutnya sambil bertahan dalam suhu dingin dengan bergegas bergerak turun sebelum terserang hipotermia yang bisa saja seketika mengancam nyawa.

Dalam situasi ini, kondisi fisik Sultan Refi relatif lebih tahan dibanding Said yang mulai merasakan Gejala hipotermia. Semakin terasa ketika tangan untuk menebas merintis jalur mengikuti jejak satwa liar mulai kaku sementara sulit untuk bergerak bebas karena lebih sering merangkak dibawah akar pepohonan berlumut saat melalui lereng tersebut.

Hipotermia terjadi ketika panas yang dihasilkan tubuh tidak sebanyak panas yang hilang atau suatu kondisi di mana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin. Sejumlah kondisi yang berpotensi membuat panas tubuh banyak hilang dan menyebabkan hipotermia yaitu berada di zona/area dingin dalam waktu yang lama. Meskipun kecewa karena belum juga mampu menyelesaikan jalur pendakian Abong-abong Gayo Lues via Gayo Lues, namun kembali dengan selamat sebagai suatu pencapaian adalah keniscayaan. Rakay, salah seorang praktisi alam bebas Aceh yang aktif pada era 90-an pernah berkata bahwa berani berkata (memutuskan) tidak (sanggup) itu lebih baik dibanding tetap (terobsesi) melanjutkan sesuatu yang sudah diluar batas-batas kemampuan diri.

Baca Juga :  DPW PBI Sumut Gelar Kegiatan Safari Dakwah Di Samosir

Sesuai Juklak Rescue yang dipersiapkan Aceh Tracker, menanggapi skema waktu operasi ekspedisi yang seharusnya hanya 16 hari menjadi 19 hari telah dikonfirmasi oleh Tim Ekspedisi via SMS ke Koordinator D-Track (Divisi Tracking & Rescue Aceh Tracker) Bang Nailul Autar sejak penambahan 1 hingga 3 hari berdasarkan strategi memperbanyak logistik secara rasional.

Pola ini masih dalam toleransi standar Aceh Tracker sebagai dasar urgensi respon rescue yang dipersiapkan. Pun demikian sejak Hari ke-15 ekspedisi, Tim D-Track tetap melaksanakan prosedur pra-kondisi upaya rescue yang diperlukan sebelum akhirnya dibubarkan setelah terkonfirmasi via SMS bahwa Tim dalam kondisi baik-baik saja dan sedang bergerak turun.

Selama pelaksanaan kegiatan Tim Ekspedisi ini, juga berkoordinasi dengan pihak Desa Perlak, Kecamatan Tripe Jaya serta dengan unsur Kepolisian Resor Gayo Lues melalui Bpk. Ipda Andi Saragi selaku Kaurbinops Satintelkam Polres Gayo Luea dan Bpk.Aipda Swandi selaku Kanit Intelkam Polsek Terangun Gayo Lues.

Dalam ekspedisi ini, terjadi perbedaan kondisi cuaca di lebih setengah jalur laluan dengan lintasan seterusnya dimana di setengah lintasan awal cuaca cerah bahkan nyaris tidak turun hujan dalam waktu yang lama. Berbeda dengan kondisi jalur setelahnya yang tidak pernah absen diguyur hujan dan angin kencang. Sepanjang penjelajahan, 2 x Tim berpapas-pasan dengan 2 jenis satwa dilindungi di lintasan berbeda yakni dengan Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang agresif dan anaknya serta Macan Dahan (Neofelis nebulosa) dewasa berukuran besar. Ekspedisi JAPAKEH XIX Pegunungan Abong-abong Gayo Lues 2023 turut didukung oleh PT. Eigerindo MPI. (86)

Berita Terkait

Polres Gayo Lues Gelar Tradisi Pedang Pora Dalam Rangka Sertijab Kapolres
Bupati Gayo Lues Suhaidi, Lantik 20 Pejabat Struktural Eselon III.
Selamat Dilantiknya Suhardi, ST (Adi Ressam) Sebagai:
Penyelenggaraan HUT Kabupaten Gayo Lues Ke 23. Tahun 2025 Ini, Hanya Digelar Secara Sederhana
Turut Berduka Cita Atas Berpulangnya
Atas Instruksi Bupati Gayo Lues, Jalan Ke Kolam Biru Rerebe Tripe Jaya Langsung Dibersihkan Oleh Dinas PUPR.
Logo IWO Resmi Terdaftar Di Kemenkum RI Dan Ini Penjelasan Ditjen KI.
Ratusan Jemaah Ikuti Sholat Idul Fitri di Masjid Jami’ Kampung Porang
Tag :

Berita Terkait

Sabtu, 19 April 2025 - 11:40 WIB

KSOP Bima Disorot, Penjadwalan Kapal Diduga Tak Adil dan Untungkan Kelompok Tertentu

Jumat, 18 April 2025 - 12:21 WIB

Sopir dan Buruh Angkut Gabah di Sumbawa Keluhkan Ketidakadilan Tarif BULOG: “Kami Hanya Terima Separuh dari Tarif Resmi”

Kamis, 17 April 2025 - 18:34 WIB

Liga Korupsi Indonesia : Apakah Dana Desa Layak Masuk Dalam “Divisi Utama”?

Selasa, 15 April 2025 - 21:32 WIB

Pengusaha Jagung di Sumbawa Angkat Bicara: HPP Tidak Realistis, NTB Terancam Krisis Penyerapan

Selasa, 15 April 2025 - 20:27 WIB

Isu Razia STNK dan Parkir Rp400 Ribu Heboh di Medsos, Bappenda NTB Tegaskan Hoaks

Selasa, 15 April 2025 - 20:04 WIB

Kepedulian Tanpa Batas, Babinsa Koramil 1607-12/Moyo Hilir Dukung Warga yang Tertimpa Musibah

Selasa, 15 April 2025 - 17:37 WIB

Heboh Unggahan Razia STNK di Facebook, Kasat Lantas Tegaskan “Informasi Itu Hoax”

Senin, 14 April 2025 - 20:00 WIB

Babinsa Telaga Dukung Rapat Koordinasi, Evaluasi dan Sosialisasi Program Pemerintahan Desa Telaga

Berita Terbaru