GAYO LUES, OPOSISI-NEWS,86.COM – Plt. Sekretaris Daerah Kabupaten Gayo Lues membuka secara resmi kegiatan Rapat kerja dalam rangka Sinergi Program GDAD dengan Stakeholder Gayo Lues, bertempat di Aulla Hotel Nusa Indah Blangkejen, Rabu (01/02/2023).
Dalam sambutannya, Plt. Sekda Gayo Lues Ir. Bambang Waluyo mengatakan, saat ini, permasalahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika merupakan kejahatan yang luar biasa (Extraordinary Crime) yang mengancam Indonesia dan bisa digunakan sebagai salah satu senjata dalam Proxy war untuk melumpuhkan kekuatan bangsa kita.
Kejahatan Narkoba dilakukan secara terorganisir dengan cakupan luas yang bekerja dengan sangat rapi dan rahasia. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 2020 telah mengamanatkan kepada Pemerintah Daerah agar melakukan Fasilitas dan melaksanakan rencana aksi Daerah (RAD) P4GN Priode 2020-2024.
“Saat ini Pemerintah Daerah Kabupaten Gayo Lues sedang membentuk Tim Terpadu P4GN di Kabupaten Gayo Lues dan akan menyebar di seluruh Kecamatan dan Desa, dengan terbentuknya Tim Terpadu ini diharapkan mampu mengoptimalkan peran masing-masing Badan dan Dinas, Kecamatan dan perangkat Desa dalam mencegah laju angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkotika dan kultivasi ganja di Kabupaten Gayo Lues ini,” jelas Bambang Waluyo.
Oleh karena itu Kata Bambang Waluyo, kita semua berharap keseriusan para peserta dalam mengikuti rapat kerja ini, dan mari satukan persepsi dalam menyusun Program dan anggaran di masing-masing satuan kerja kita, demi menyukseskan Program Pemberdayaan Alternatif di Kabupaten Gayo Lues ini.
“Sehingga nantinya harapan yang di inginkan oleh Pemerintah Pusat agar kawasan rawan Narkoba di wilayah hukum Kabupaten Gayo Lues ini dapat mengalami keterpulihan menjadi kawasan yang Bersinar,” Pungkas Setda.
Sementara Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gayo Lues Fauzul Iman ST MSi menyampaikan, Penyalahgunaan Narkotika di Indonesia menurut hasil survei yang dilakukan BNN di Tahun 202, diketahui bahwa penyalahgunaan Narkoba di Indonesia sebesar 3,6 juta orang dengan Katagori setahun pakai.
Sementara pada katagori pernah pakai sebesar 2,57% atau sekitar 4,8 juta orang, akar masalah penyalahgunaan ganja bersumber dari kultivasi ganja yang ada di pulau Sumatera Khususnya di Provinsi Aceh, terutama di lereng Taman Nasional Gunung Louser dan hutan lindung yang 70% ada di Kabupaten Gayo Lues.
Fakta kerawanan kawasan rawan Narkoba di Aceh juga ditujukan dengan banyaknya entry points Narkoba sebanyak 29 titik dan kawasan rawan Narkoba 84 lokasi, ditemukannya Clandestine Laboratory jenis Sabu, pengungkapan penyelundupan Sabu berpuluh-puluh Kilogram, banyaknya kasus yang melibatkan wanita sebagai kurir dan banyaknya tangkapan kurir Narkoba warga Aceh.
Fauzul Iman menambahkan, dari fakta dan data demografi, Provinsi Aceh juga mengalami masalah Sosial yang harus mendapatkan perhatian khusus dalam percepatan pembangunan, seperti angka kemiskinan 15,32% (termiskin se Sumatera) pengangguran 6,36% tertinggi ke 2 SE Sumatera dan rendahnya pertumbuhan ekonomi 4,61% terendah ke 3 se Sumatera.
Dengan memperhatikan fakta dan data tersebut di atas, penting dilakukan pemberdayaan Alternative mengingat dalam kriteria kawasan rawan Narkoba, ada 5 faktor pendukung yang memicu terjadinya kawasan rawan Narkoba diantaranya, yaitu tingginya kemiskinan, makin tingginya angkat kemiskinan.
Selain itu, makin tingginya angka akses untuk mendapatkan Pendidikan akan semakin sulit yang berdampak naiknya angka pengangguran dan tingginya angka putus sekolah.
Oleh karena itu lanjut Fauzul Iman, Pemerintah sejak Tahun 2008 telah memperkenalkan Program Alternative Development sebagai terobosan percepatan pembangunan bagi pembangunan Aceh yang mandiri, sejahtera dan berkelanjutan.
Khususnya untuk Kabupaten Gayo Lues yang menjadi salah satu Daerah Pilot Project dalam Program grand desain Alternative Development (GDAD) 2016-2025 sebagai program pengurangan dampak buruk Narkoba melalui pendekatan kesejahteraan dan berkelanjutan.
“Sehingga pada akhirnya, dengan adanya Program GDAD di Kabupaten Gayo Lues ini mampu menekan angka Kultivasi ganja dan meningkatkan kesejahteraan serta kemandirian untuk masyarakat Kabupaten Gayo Lues itu sendiri,” ujarnya.
Fauzul Iman mengatakan, saat ini Pemerintah Pusat melalui BNN RI telah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program pemberdayaan Alternative di kawasan rawan Narkoba dan kawasan yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.
” Untuk itu kita semua berharap agar masyarakat khususnya di Kabupaten Gayo Lues segera pulih dari penyalahgunaan narkoba agar kesejahteraan masyarakat melalui Program pemberdayaan Alternative bisa segera terwujud,” Pungkasnya.
Acara tersebut turut di hadiri oleh Sekretaris Daerah Ir. Bambang Waluyo, Kepala Kesbagpol Muhammad Noh, Kadis DPMK, Kadis DPMPTSP Abdul Karim, Kadis Kesehatan Riadussalihin, Kadis Pertanian Juanda MH, diwakili oleh Kabid Pangan Idar SP, para SKPK, Perwakilan TP-PKK Kabupaten, Perwakilan Polsek Blangkejeren, perwakilan Koramil 03/BKJ, para Camat, Pengulu serta undangan lainnya, sehingga acara tersebut berjalan aman dan lancar. (Mus)