Kasat Narkoba Polres Gayo Lues,Iptu.Bambang Plis, SH. Saat memberi Keterangan kepada Wartawan Jum’at dini hari tadi.
Gayo Lues – Pengungkapan kasus narkotika terbesar dalam sejarah Kabupaten Gayo Lues, Aceh, menyisakan pertanyaan besar:
Pertanyaannya, mengapa bandar utama selalu lolos dari sergapan? Kepolisian setempat kini menyadari, jaringan pengedar ganja dari Bumi Seribu Bukit ini sudah beroperasi dengan skema yang terstruktur rapi, melintasi batas provinsi, dan berpusat di Sumatera Utara (Sumut).

Tumpukan Ganja kering yang diamankan oleh Tim Satreskoba Polres Gayo Lues.
Strategi Lintas Wilayah Bandar yang Licin
Kepala Satuan Narkoba Polres Gayo Lues, Iptu Bambang Pelis SH, mengungkap benang merah di balik sulitnya menjerat otak pelaku.
Menurutnya, para bandar besar yang mengendalikan pasokan tidak berdomisili di Gayo Lues. “Bandarnya tidak tinggal di Gayo Lues. Mereka berasal dari wilayah Sumatera Utara,” ujar Bambang.
Modus operandi jaringan ini terbilang canggih dan terorganisir. Pola komunikasi yang ketat menjadi kunci kelicinan mereka. Kurir dan bandar berkomunikasi secara intensif—setiap 15 menit. Begitu kurir tertangkap, bandar langsung mendapat informasi dan memiliki jeda waktu yang cukup untuk melarikan diri.
Tersangka kurir juga menggunakan kode-kode tertentu dalam bertransaksi. Hambatan terbesar lain yang dihadapi aparat adalah kecenderungan para kurir untuk langsung membuang ponselnya sesaat setelah ditangkap.
“Kami kesulitan melacak jaringan bandarnya karena tersangka langsung membuang ponselnya,” terang Bambang.
Operasi Jaring Laba-Laba: Strategi Baru Kepolisian
Untuk memutus rantai distribusi hingga ke akar-akarnya—yaitu bandar di luar Aceh—Polres Gayo Lues tengah menyusun strategi baru yang bersifat lintas wilayah.
“Ke depan kami merencanakan strategi lain dan salah satunya adalah menempatkan personel di wilayah Sumatera Utara,” kata Bambang.
Langkah ini dirancang agar saat kurir terungkap di Gayo Lues, tim personel di Sumut dapat langsung bergerak cepat menangkap bandarnya.
Strategi ini diharapkan dapat menutup celah waktu yang selama ini dimanfaatkan para bandar untuk kabur.
Catatan Fenomenal di Bumi Seribu Bukit
Meskipun menghadapi keterbatasan, Polres Gayo Lues mencatat tahun ini sebagai momentum penting dalam memerangi narkotika.
Institusi ini mencatatkan pengungkapan kasus narkoba paling fenomenal sejak didirikan, membuktikan komitmen aparat meski bandar utama beroperasi dari luar daerah.
Rincian hasil operasi yang spektakuler itu mencakup:
– Pengungkapan 1,95 ton ganja siap edar melibatkan 22 tersangka.
– Penyitaan 2,7 kilogram sabu dari 30 tersangka.
– Pengamanan 28 butir ekstasi dengan 4 tersangka terlibat.
– Pemusnahan sekitar 60 hektare ladang ganja yang tersebar di empat kawasan pegunungan.
Seruan Dukungan Semesta
Bambang Pelis menegaskan, perang melawan narkoba bukan semata tanggung jawab kepolisian.
Ia menyerukan pentingnya dukungan penuh dari masyarakat dan Pemerintah daerah untuk memutus mata rantai peredaran hingga ke akar-akarnya.
“Perjuangan tidak akan berhenti hingga jaringan peredaran narkotika benar-benar lumpuh dan generasi muda terbebas dari ancaman kehancuran,” tutup Kasat Narkoba serta menggarisbawahi komitmennya pada perang suci melawan narkoba di Gayo Lues. [MK]




































