Bangkit dari Kubur: Menanti Janji Manis PWI di Museum Pers Solo

REDAKSI OPOSISI NEWS 86

- Redaksi

Rabu, 3 September 2025 - 22:49 WIB

50489 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mantan Wartawan Serambi Tahun 90 an, H. Muhammad Amru,bersama Ketua Umum PWI Terpilih Akhmad Munir di jakarta baru- baru ini.

Jakarta – Rekonsiliasi yang terjadi di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) bukan hanya sekadar pergantian kepemimpinan, melainkan sebuah studi kasus tentang dinamika kekuasaan, etika profesi, dan peran media dalam sebuah negara.

Setelah dua tahun dilanda perpecahan yang menggerogoti kredibilitasnya, terpilihnya Akhmad Munir dan Atal S. Depari melalui Kongres Persatuan di Cikarang, Bekasi, pada 29-30 Agustus 2025, menjadi titik balik yang menarik untuk dikaji.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dualisme kepemimpinan PWI yang melibatkan dua kubu, yakni hasil Kongres Bandung 2023 dan Kongres Luar Biasa (KLB) Jakarta 2024, bukan fenomena baru.

 

Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid saat berbincang- bincang dengan Ketua Umum PWI terpilih Akhmad Munir. 

Perpecahan ini, menurut beberapa pengamat, merupakan puncak dari akumulasi masalah internal yang sudah lama membusuk, mulai dari isu transparansi keuangan, dugaan politisasi organisasi, hingga konflik kepentingan.

PWI, sebagai organisasi wartawan tertua dan terbesar di Indonesia, seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga independensi pers, namun justru terjebak dalam pusaran konflik internal. Kondisi ini membuat PWI kehilangan daya tawar dan legitimasi di mata publik dan pemerintah.

Baca Juga :  Pendam I/BB Raih Juara I Newstensity Penerangan TNI AD 2023

Intervensi dan peran Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam memfasilitasi rekonsiliasi ini menunjukkan betapa krusialnya peran PWI bagi stabilitas informasi nasional.

Menkomdigi secara eksplisit meminta pengurus baru untuk merangkul kembali Hendry Ch. Bangun, sebuah langkah yang menandakan pentingnya rekonsiliasi sejati—bukan sekadar formalitas.

Keputusan ini, jika diimplementasikan dengan tulus, bisa menjadi preseden positif bagi organisasi-organisasi profesi lainnya yang juga menghadapi perpecahan.

Meskipun kesepakatan sudah tercapai, jalan di depan tidak akan mulus. Akhmad Munir dan timnya menghadapi tiga tantangan utama. Pertama, tantangan internal. Mengintegrasikan kembali anggota dan pengurus dari dua kubu yang sempat berseteru membutuhkan lebih dari sekadar penempatan nama dalam struktur organisasi.

Diperlukan dialog, transparansi, dan komitmen bersama untuk melupakan friksi masa lalu. Kegagalan dalam mengelola dinamika internal ini bisa memicu perpecahan baru di masa depan.

Kedua, tantangan etika profesi. Di tengah arus informasi yang kian masif dan cepat, PWI harus kembali ke akarnya sebagai penjaga kode etik jurnalistik. Kasus-kasus pelanggaran etika yang melibatkan anggota PWI harus ditangani secara tegas dan transparan.

Baca Juga :  Ketum IWO-I Akan Gelar Aksi Atas Tewasnya Para Jurnalis Dalam Konflik Palestina Israel

Organisasi ini harus membuktikan bahwa mereka mampu menjadi benteng terakhir yang menjaga martabat dan profesionalisme wartawan.

Ketiga, tantangan disrupsi digital. Teknologi telah mengubah lanskap media secara fundamental.

Jurnalisme konvensional menghadapi ancaman dari kecerdasan buatan (AI), media sosial, dan platform berita yang tidak terverifikasi. PWI harus berinovasi, tidak hanya dalam pelatihan bagi anggotanya, tetapi juga dalam merumuskan kebijakan yang relevan dengan ekosistem media saat ini.

Kolaborasi dengan pemerintah, seperti yang ditekankan oleh Menkomdigi, menjadi kunci untuk menghadapi tantangan ini.

Rencana pelantikan pengurus di Museum Pers Nasional di Solo pada akhir September mendatang bukan sekadar pilihan lokasi, melainkan sebuah pernyataan. Museum ini adalah saksi bisu perjuangan pers nasional.

Dengan melangsungkan pelantikan di sana, PWI seolah ingin mengingatkan kembali seluruh anggotanya tentang sejarah dan misi luhur yang diemban: menjadi pilar keempat demokrasi yang bertanggung jawab dan berintegritas.

Masa depan PWI akan ditentukan oleh seberapa baik mereka menanggapi ketiga tantangan ini.

Apakah rekonsiliasi ini akan menjadi fondasi yang kokoh untuk membangun kembali PWI yang profesional dan berintegritas, ataukah hanya akan menjadi jeda singkat sebelum krisis lain muncul? Waktu yang akan menjawab. []

Berita Terkait

Penghargaan Pers Nasional 2026 PWI Pusat Gelar Lima Ajang Prestisius di HPN: Total Hadiah Lebih dari Setengah Miliar Rupiah
Kemitraan Strategis Berusia 79 Tahun: Kapolri-PWI Kian Erat, Jamin Mekanisme Dewan Pers untuk Delik Jurnalis
Mengukir Jejak Budaya Inklusif: PWI Pusat Siapkan Anugerah Kebudayaan 2026
Langkah Lanjut di Tengah Ancaman Zat Baru PWI dan BNN Kunci Janji Perang Narkoba Lewat Pena
Kepala Daerah Diundang Ikuti Anugerah Kebudayaan PWI di HPN 2026
PBN Ucapkan Selamat HUT ke-80 TNI: “TNI Kebanggaan Bangsa, Benteng Pertahanan!
PWI Pusat Menapak Tilas Sejarah di Monumen Pers: Pengukuhan Pengurus 2025–2030 Siap Digelar
Kartu Tanda Liputan Istana Dikembalikan, Biro Pers Akui Khilaf.

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 20:42 WIB

Anggota Koramil 1607-07/Lunyuk Tingkatkan Patroli Malam untuk Perkuat Keamanan Wilayah

Senin, 17 November 2025 - 19:47 WIB

29 Desa Dapat SHU? Ketua Gempar NTB Soroti Kejanggalan Mekanisme Dan Logika kebijakan

Senin, 17 November 2025 - 18:20 WIB

Ketua LSM Lingkar Hijau, Bung Taufan: “Aroma Rekayasa Semakin Menyengat, IPR Koperasi SBL Harus Dicabut!”

Senin, 17 November 2025 - 17:02 WIB

GEMPAR NTB Bongkar Kejanggalan di Balik Panggung Panen Raya Emas dan Pembagian SHU IPR Lantung

Senin, 17 November 2025 - 16:03 WIB

Perkuat Kepedulian Lingkungan, Koramil Lunyuk Bersama PT AMMAN Tanam Pohon di Danau Jelapang

Senin, 17 November 2025 - 13:28 WIB

Balai Pemasyarakatan Kelas II Sumbawa Besar Gelar Donor Darah Peringati Hari Bakti Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan ke-1 Tahun 2025

Senin, 17 November 2025 - 13:24 WIB

Bapas Kelas II Sumbawa Besar Terima Kunjungan Kerja Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas NTB

Senin, 17 November 2025 - 13:20 WIB

Bapas Kelas II Sumbawa Besar Hadiri Kegiatan Penanaman Jagung di Lahan SAE Ai Maja Lapas Sumbawa Besar sebagai Dukungan terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional

Berita Terbaru