Kopdes Merah Putih, Simbol Harapan Baru bagi Kemandirian Ekonomi Desa

REDAKSI OPOSISI NEWS 86

- Redaksi

Selasa, 22 Juli 2025 - 23:10 WIB

50315 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Junaidi Yusuf

Pelaku Program PPK-PNPM-MP & BRA

Peluncuran program Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih) oleh Presiden Prabowo Subianto mendapat sambutan positif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari kalangan pelaku koperasi di tingkat desa. Salah satunya datang dari Junaidi Yusuf, SE, Wakil Ketua Bidang Usaha Koperasi Merah Putih Desa Lamteh, yang ditemui oleh redaksi…. pada Selasa pagi (22/07/2025).

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam perbincangan santai tersebut, Junaidi menyampaikan apresiasinya atas langkah pemerintah yang dinilainya serius dalam mendorong kemandirian ekonomi desa melalui jalur koperasi. Menurutnya, Kopdes Merah Putih merupakan sebuah terobosan yang strategis karena tidak hanya menyentuh aspek ekonomi, tetapi juga menyasar ketimpangan struktural yang selama ini menempatkan desa sebagai objek pembangunan.

“Kopdes Merah Putih adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam memberdayakan desa. Ini bukan sekadar proyek ekonomi, melainkan langkah strategis untuk mewujudkan pembangunan dari pinggiran yang berkeadilan,” ujarnya.

Junaidi juga menyoroti bahwa koperasi merupakan bentuk usaha yang paling sesuai dengan karakter sosial masyarakat desa. Namun selama ini, koperasi kerap hanya hadir sebagai entitas administratif tanpa fungsi produktif yang maksimal. Oleh karena itu, menurutnya, keberhasilan program ini sangat tergantung pada kesiapan sistem manajerial, infrastruktur pendukung, serta keberlanjutan pendampingan yang terstruktur.

Baca Juga :  Ketidakadilan di Menara Gading: Kampus Membusuk dari Atas

“Transformasi tidak bisa hanya mengandalkan dana atau instruksi pusat. Kita butuh tata kelola yang baik, akses pasar yang adil, penguatan kelembagaan koperasi, dan tentunya keterlibatan aktif BUMN sebagai mitra yang tidak sekadar simbolik,” tegas Junaidi.

Ia juga menekankan pentingnya keberpihakan terhadap kelompok masyarakat kecil—petani, nelayan, pelaku UMKM, hingga masyarakat adat—yang selama ini menjadi pihak paling rentan dalam rantai distribusi ekonomi. Menurutnya, pemangkasan rantai distribusi dan pengendalian harga menjadi langkah krusial untuk mewujudkan keadilan ekonomi di tingkat akar rumput.

Lebih lanjut, Junaidi menyebut bahwa secara ideologis, Kopdes Merah Putih selaras dengan nilai-nilai Pancasila, khususnya sila kelima tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Program ini, menurutnya, mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendorong redistribusi kekuatan ekonomi agar tidak terpusat di kota-kota besar.

Baca Juga :  Emansipasi Wanita seharusnya ditujukan pada Cut Nyak Dien, bukan pada RA. Kartini

Sebagai alumni program PPK-PNPM-MP dan aktivis organisasi masyarakat, Junaidi juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di desa. Ia menilai bahwa penguatan literasi keuangan, pelatihan manajemen usaha, dan pendidikan karakter kewirausahaan harus menjadi bagian integral dari program ini agar benar-benar berdampak jangka panjang.

“Desa tidak boleh lagi menjadi objek pembangunan, melainkan subjek utama yang menggerakkan perubahan. Untuk itu, generasi muda desa perlu terlibat aktif dalam mendukung dan mengawal program ini,” ungkapnya.

Menutup pernyataannya, Junaidi menegaskan bahwa Kopdes Merah Putih bukan hanya kebijakan teknokratis, tetapi simbol harapan baru bagi masa depan desa yang lebih mandiri dan sejahtera di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

“Namun apabila substansi program ini hanya sebatas teori dan instruksi, tanpa penerjemahan yang tepat di lapangan, saya khawatir implementasinya hanya akan berjalan di tempat. Saya bukan pesimis, tapi realistis,” pungkasnya. []

Berita Terkait

SERAKAHNOMICS”* Revolusi Sunyi dari Desa
Perdana, Tulisan Dosen Ekonomi Syariah UIA Tembus Jurnal Scopus Q1
Ketidakadilan di Menara Gading: Kampus Membusuk dari Atas
Emansipasi Wanita seharusnya ditujukan pada Cut Nyak Dien, bukan pada RA. Kartini
Polemik ambigu, “Syahwat” Dewan Pers dan “Dosa” UKW yang membelenggu insan pers, siapa yang mesti disalahkan?

Berita Terkait

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 11:53 WIB

Oki Indra Purnama Siap Maju di Musda Hanura Kepri ke-IV.

Kamis, 16 Oktober 2025 - 16:24 WIB

Eksploitasi Tanpa Hati Di Kabil: Harga Bauksit, Harga Hukum Yang Tergadai?

Senin, 13 Oktober 2025 - 12:56 WIB

Polda Kepri Gelar Razia Tempat Hiburan Malam. 

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 11:22 WIB

Rutan Kelas IIA Batam Gelar Razia Bersama APH, Dukung Pemberantasan HP dan Narkoba. 

Jumat, 10 Oktober 2025 - 19:42 WIB

Ultimatum Warga Bengkong: Kapolda Kepri dan Kapolri Diminta Segera “Bersihkan” Judi KIM Yang Merusak Mental Anak.

Kamis, 9 Oktober 2025 - 11:33 WIB

JANJI KEPALA BEA CUKAI KEPRI: SEKADAR UCAPAN?

Kamis, 9 Oktober 2025 - 09:31 WIB

Goncangan Batam: Judi KIM Menari Bebas di Tengah Sorotan Mata Aparat!

Selasa, 7 Oktober 2025 - 21:14 WIB

Jejak Tanah Ilegal di Batam: Terseret Nama Oknum Aparat di Balik Bukit yang Terkikis

Berita Terbaru

SUBULUSSALAM

KEBEBASAN PERS DICABIK-CABIK DI SUBULUSSALAM:

Sabtu, 18 Okt 2025 - 21:35 WIB

KARIMUN KEPRI

Konsolidasi partai PSI di hotel Royal Karimun

Sabtu, 18 Okt 2025 - 20:36 WIB

KARIMUN KEPRI

Konsolidasi partai PSI di hotel Royal Karimun

Sabtu, 18 Okt 2025 - 17:47 WIB

BATAM KEPRI

Oki Indra Purnama Siap Maju di Musda Hanura Kepri ke-IV.

Sabtu, 18 Okt 2025 - 11:53 WIB