Pengusaha Jagung di Sumbawa Angkat Bicara: HPP Tidak Realistis, NTB Terancam Krisis Penyerapan

REDAKSI NTB

- Redaksi

Selasa, 15 April 2025 - 21:32 WIB

50217 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumbawa Besar | NTB,– Menyusul pemberitaan di media online yang menyoroti desakan Anggota Komisi IV DPR RI, Johan Rosihan, agar pemerintah menindak pengusaha dan tengkulak yang membeli jagung di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), serta inspeksi mendadak yang dilakukan Wakil Bupati Sumbawa, Drs. H. Mohamad Ansori ke sejumlah perusahaan jagung pada Kamis (10/4/25), pelaku usaha jagung di Kabupaten Sumbawa akhirnya buka suara.

Dalam siaran pers yang diterbitkan Selasa (15/4/25), perwakilan pengusaha jagung di Sumbawa menyampaikan keprihatinannya terhadap kebijakan HPP jagung nasional sebesar Rp5.500 per kilogram. Menurut mereka, kebijakan tersebut tidak mencerminkan realitas kondisi di lapangan, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), yang tengah menghadapi stagnasi penyerapan jagung secara masif.

“NTB merupakan salah satu sentra produksi jagung nasional, tetapi tidak memiliki industri pakan ternak berskala besar. Jagung dari NTB harus dikirim ke Pulau Jawa agar dapat diserap industri, dengan biaya logistik mencapai Rp700/kg. Ini membuat harga jagung tidak bisa mengikuti HPP yang ditetapkan,” ujar salah satu pelaku usaha jagung lokal.

Situasi tersebut menyebabkan pasar jagung menjadi stagnan, stok menumpuk di gudang, dan petani kehilangan kepastian harga. Di sisi lain, para pelaku usaha juga mengalami tekanan karena tidak adanya kepastian margin keuntungan.

Salah satu kritik utama yang disampaikan pengusaha adalah ketiadaan peran aktif dari Perum BULOG dalam menyerap jagung petani secara langsung di NTB. Menurut mereka, seharusnya BULOG sebagai buffer stock nasional hadir di tengah krisis harga, bukan absen.

“Ironisnya, institusi yang seharusnya menjadi penyangga pasar justru tidak memainkan peran. Akibatnya, petani dan pengusaha lokal menanggung seluruh risiko dari ketimpangan distribusi nasional yang tidak adil.”

Jika kondisi ini tidak segera diatasi, NTB berpotensi mengalami penurunan minat tanam jagung pada musim berikutnya. Biaya produksi yang terus meningkat tanpa jaminan harga yang layak akan mendorong petani, terutama generasi muda, untuk beralih ke komoditas lain atau meninggalkan pertanian.

Baca Juga :  Pertama Kali, Polri Bentuk Posko Monitoring Pantau Penerimaan Anggota Secara Realtime

Pengusaha menegaskan bahwa mereka bukanlah pihak yang menyebabkan harga jatuh, melainkan sama-sama terdampak oleh kebijakan pusat yang tidak mempertimbangkan biaya logistik dan struktur industri di daerah.

“Tanpa insentif, subsidi angkut, atau keterlibatan nyata BULOG, memaksakan HPP sama dengan memaksa kami merugi. Kami bukan lawan petani, tapi mitra dalam rantai pasok pangan nasional. Jangan jadikan kami kambing hitam dari sistem yang tidak kami ciptakan.”

“Kami bukan musuh petani, kami mitra. Tapi kami butuh dukungan nyata dari pemerintah agar tetap bisa menjalankan peran kami, dan kami siap mendukung petani dan pemerintah. Tapi harus dengan kebijakan yang realistis” pungkasnya.

Dengan pernyataan ini, para pelaku usaha berharap pemerintah tidak hanya fokus pada pencitraan kebijakan, tetapi benar-benar hadir di tengah persoalan untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan petani. (An)

Berita Terkait

Bapas Sumbawa Besar Gandeng CV. Cahaya Mulya, Wujudkan Program Penggemukan Sapi untuk Kemandirian Klien Pemasyarakatan
Sopir dan Buruh Angkut Gabah di Sumbawa Keluhkan Ketidakadilan Tarif BULOG: “Kami Hanya Terima Separuh dari Tarif Resmi”
Liga Korupsi Indonesia : Apakah Dana Desa Layak Masuk Dalam “Divisi Utama”?
Isu Razia STNK dan Parkir Rp400 Ribu Heboh di Medsos, Bappenda NTB Tegaskan Hoaks
Kepedulian Tanpa Batas, Babinsa Koramil 1607-12/Moyo Hilir Dukung Warga yang Tertimpa Musibah
Heboh Unggahan Razia STNK di Facebook, Kasat Lantas Tegaskan “Informasi Itu Hoax”
Babinsa Telaga Dukung Rapat Koordinasi, Evaluasi dan Sosialisasi Program Pemerintahan Desa Telaga
Meningkatkan Akses Pertanian, Babinsa Desa Luk Beraksi di Dusun Kuang

Berita Terkait

Jumat, 18 April 2025 - 15:50 WIB

Bapas Sumbawa Besar Gandeng CV. Cahaya Mulya, Wujudkan Program Penggemukan Sapi untuk Kemandirian Klien Pemasyarakatan

Jumat, 18 April 2025 - 12:21 WIB

Sopir dan Buruh Angkut Gabah di Sumbawa Keluhkan Ketidakadilan Tarif BULOG: “Kami Hanya Terima Separuh dari Tarif Resmi”

Selasa, 15 April 2025 - 21:32 WIB

Pengusaha Jagung di Sumbawa Angkat Bicara: HPP Tidak Realistis, NTB Terancam Krisis Penyerapan

Selasa, 15 April 2025 - 20:27 WIB

Isu Razia STNK dan Parkir Rp400 Ribu Heboh di Medsos, Bappenda NTB Tegaskan Hoaks

Selasa, 15 April 2025 - 20:04 WIB

Kepedulian Tanpa Batas, Babinsa Koramil 1607-12/Moyo Hilir Dukung Warga yang Tertimpa Musibah

Selasa, 15 April 2025 - 17:37 WIB

Heboh Unggahan Razia STNK di Facebook, Kasat Lantas Tegaskan “Informasi Itu Hoax”

Senin, 14 April 2025 - 20:00 WIB

Babinsa Telaga Dukung Rapat Koordinasi, Evaluasi dan Sosialisasi Program Pemerintahan Desa Telaga

Senin, 14 April 2025 - 19:56 WIB

Meningkatkan Akses Pertanian, Babinsa Desa Luk Beraksi di Dusun Kuang

Berita Terbaru