Kutacane – Tepat pada puncak musim penghujan, aparatur Kabupaten Aceh Tenggara (Agara) kembali diuji. Bupati H. Muhammad Salim Fakhry, S.E., M.M., memimpin Apel Siaga Bencana di Markas Polres Aceh Tenggara pada Selasa, 4 November 2025, menekankan bahwa kewaspadaan adalah pertahanan pertama.
Apel ini bukan sekadar seremoni; ia menjadi penegasan kesiapan institusional Agara—dikenal sebagai “Negeri Sepakat”—dalam menghadapi ancaman hidrometeorologi yang rutin menyelimuti wilayah yang diapit Taman Nasional Gunung Leuser ini.
Apel yang diikuti oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), personel Polres, Kodim 0108/Agara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tersebut menunjukkan fokus pemerintah daerah pada dua pilar utama:
logistik teknis dan ketenangan spiritual.
Secara struktural, Bupati Salim Fakhry memastikan seluruh peralatan berat dan ringan, mulai dari perahu karet, tenda pengungsian, hingga dapur umum, telah diinspeksi. Kepala BPBD Agara, yang turut hadir, diminta melaporkan secara detail titik-titik rawan longsor dan banjir yang dipetakan di sepanjang Sungai Alas dan kawasan perbukitan.
“Jangan sampai kita kecolongan. Kita memiliki potensi bencana yang komplit: banjir, tanah longsor, hingga pergerakan tanah di dataran tinggi. Kesiapan kita harus arsitektural; terstruktur dari hulu ke hilir,” tegas Salim Fakhry dalam amanatnya.
Bupati yang dikenal memiliki rekam jejak panjang di legislatif ini mengingatkan bahwa pengalaman pahit di masa lalu—ketika banjir bandang kerap memutus akses Kutacane—harus menjadi pelajaran, menekankan perlunya koordinasi yang mulus antara tim evakuasi di lapangan dan posko utama.
Di tengah urgensi teknis, Bupati Salim Fakhry juga menyentuh dimensi spiritual. Baginya, mitigasi bencana tak hanya urusan alat berat, tetapi juga ketenangan batin masyarakat. “Marilah kita menundukkan kepala, kita berdo’a bersama.
Semoga Allah menjauhkan Negeri Sepakat ini dari segala bentuk bencana yang tidak kita inginkan,” ujarnya, mengakhiri pidato dengan nada yang menghimpun kebersamaan. Himbauan untuk tetap waspada yang diiringi dengan doa ini sekaligus mencerminkan kearifan lokal dalam menghadapi kekuatan alam.
Apel Siaga di Polres Agara ini menjadi penanda bahwa Pemerintah Daerah telah memasuki modus kesiapsiagaan penuh (Level Standby), menginstruksikan pihak kepolisian dan TNI untuk membantu BPBD melakukan patroli rutin di jalur-jalur air dan tebing curam yang rawan ambles menjelang akhir tahun.
[Dedy Aryanto,Kabiro Oposisi News86. com, Wilayah Aceh Tenggara]




































